CARA MENINGKATKAN PRODUKSI BUAH KELAPA SAWIT




Budidaya kelapa sawit memang cukup menawarkan nilai keuntungan yang menggiurkan. Hitung saja, dengan kisaran harga TBS (Tandan Buah Segar) kelapa sawit yang rata-rata Rp 1.300 per kg, para petani dapat mengumpulkan pundi-pundi rupiah yang banyak. Hitung saja jika per 1 ha lahan menghasikan 1000 – 1500 kg/bulan maka akan menghasilkan menghasilkan uang sekitar Rp 1.300.000. Segangkan produksi kelapa sawit dapat mencapai 2 – 2,5 ton/bulan. Semakin melimpahnya jumlah TBS yang dihasilkan dan semmakin besarnya tandan, maka akan semakin besar pula laba yang bisa dipetik.
Salah satu faktor utama yang cukup menentukan banyak atau sedikitnya buah segar yang dapat dihasilkan perkebunan kelapa sawit adalah pemilihan bibit perawatan dan pemupukan. Dari ketiga kegiatan ini sangat ber pengaruh terhadap produktifitas tanaman kelapa sawit atau dapat di katakana sangat berpengaruh terhadap hatandan berat pertandan dan jumlah tandan per pokok tanaman kelapa sawit. Akan tetapi yang paling penting dalam tahap pertumbuhan serta perkembangan kelapa sawit pemupukan. Pupuk ini berfungsi untuk menyediakan unsure hara yang ada di dalam tanah. Pupuk yang sudah terserap masuk ke dalam tanah akan diteruskan akar untuk kemudian dialirkan ke seluruh tubuh tumbuhan kelapa sawit guna mendukung tahapan pertumbuhannya.
Mari kita bahas dari ketiga kegiatan dapat mempengaruhi produksi tanaman kelapa saewit.
Pemilihan bibit kelapa sawat
Pertamma ketika menentukan ide untuk membudidayakan kelapa sawit yaitu bibit unggul kelapasawit. Bibit yang baik merupaka bibit yang telah memiliki criteria unggul yang telah di seleksi ketika saat di pembibitan pre nusery dan mmain nusery. Ketika ikita akann memilih/membuat kecambah yang langsung di ambil dari pohon, saya saran kan jangan salah pilih pohon hibrida (pohon dari hasil persilangan) lebih baik beli benih dari distributor yang dapat dipercaya kualitas bibitnya.
Pemeliharaan
Pemeliharaan ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengatur tanaman supaya mendaminasi lahan yang digunakan untuk berbudidaya. Dalam pemeliharaan ada beberapa tahapan kegiatan yaitu sanitasi, tebas, bokor, DAK, penyemprotan, dan pruning, (dapat dibaca di pemmeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM). Hal ini untuk mengurangi perebutan unsure hara yang ada di dalam tanah. Dan mempercepat proses pemanenak dan pengangkutan dari dalam lahan ke TPH (Tempat pemungutan hasil).
Pemupukan
Dosis pemupukan kebun yang diterapkan ke tanah setidaknya haruslah dapat menggantikan unsur hara yang sudah disedot oleh akar. Pemupukan minimalis ini dimaksudkan agar tingkat kadar kesuburan tanah tidak menurun. Jadi, metode peningkatan kesuburan tanah dapat dilakukan dengan meningkatkan jumlah kadar pemakaian pupuk ke tanah dengan memperhatikan standarisasi optimal.
Alasan logis mengapa proses pemupukan ini dapat memengaruhi presentasi hasil panen dari kelapa sawit diantaranya :
1.    Tanah tidak sanggup untuk menyediakan unsur hara secara mandiri pada jumlah yang cukup bagi kelapa sawit.
2.  Kelapa sawit sendiri termasuk tanaman yang membutuhkan unsur zat hara dalam jumlah yang besar untuk dapat mendukung pertumbuhan serta produktifitasnya.
3.    Pemilihan varietas tumbuhan kelapa sawit unggulan yang mempunyai karakteristik baik sejatinya memerlukan unsur hara yang cukup
4.  Pemupukan sendiri bertujuan untuk mempertahankan ataupun meningkatkan tingkat kesuburan tanah.
5.  Proses pemupukan ini haruslah dilakukan secara tepat agar bisa berjalan dengan Pemupukan sendiri dinilai berhasil apabila sebagian besar unsur zat hara mampu masuk ke dalam tanah dan dapat diserap oleh si tanaman sawit.

Sementara itu, faktor-faktor yang dapat memengaruhi keefisienan pemupukan yakni biaya yang dikeluarkan untuk alat kerja, bahan pupuk, dan upah pekerja kebun dibandingkan dengan buah-buah pohon kelapa sawit yang dihasilkan. Di samping itu, efisiensi pemupukan sendiri juga dipengaruhi pula oleh tindakan rekomendasi pemupukan dan pola manajemen operasional pemupukan.



Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa untuk dapat meningkatkan hasil panen kelapa sawit, para petani haruslah berfokus pada proses pemilihan bibit perawatan dan pemupukan yang dikerjakan dengan baik dan benar. Hal tersebut mencakup pada sector peningkatan efektifitas dan efisiensi tebaga kerja  dan pemupukan kebun. Caranya antara lain, dengan terlebih dahullu memastikan dosih yang di perlukan tanah dan pupuk dapat terserap maksimal oleh tanaman budidaya melalui metode yang tepat. Pertimbangkan pula jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pemilihan pemupukan,  biaya produksi, dan manajemen operasional pemupukan kebun yang tepat.