Cara Membuat Bedengan Dan Naungan Yang Benar
Dalam melakukan kegiatan budidaya, hal yang pertama yang harus kita lakukan yaitu membuat media pembibitan diawali dengan membuat media atau tempat penyemaian, media pembibitan dan media penyapihan bibit. dalam kegiatan ini, kita tak terlepas dengan bedengan dan naungan. Hal ini tidak akan terpisahkan antara satu dengan yang lainnya karena untuk mencipatan lingkungan yang ideal untuk tanaman tumbuh dan berkembang. Kita harus lakukan dengan baik pembuatan bedengan maupun pembuatan naungan untuk memperoleh bibit yang berkualitas. oleh karena itu mari kita baca pembahasan Cara Membuat Bedengan Dan Naungan di bawah ini.
Cara Membuat Bedengan Dan Naungan Yang Benar
Beberapa jenis benih tanaman sebelum ditanam di
lahan, perlu dilakukan penyemaian didalam bedengan terlebih dahulu, misalnya
benih cabai, tomat, rambutan, mangga, kopi dan lain-lain. Tahap awal penyemaian
adalah menyiapkan tempat penyemaian yang berbentuk bedengan.
Media pembibitan merupakan suatu media tanam yang berbentuk bedengan dan digunakan untuk melakukan penyemaian
benih/kecambah. Bedengan juga ada yang digunakan untuk menyapih bibi yang bersifat sementara
sampai menjadi bibit siap tanaman di lapangan.
Syarat bedengan tempat pembibitan antara lain:
1) Lahan
bersih dari gulma, sisa tanaman sekelilingnya dan kotoran
2) Suhu,
kelembaban dan intensitas cahaya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan
3) Sirkulasi
udara lancar
4) Terlindung
dari angin kencang, sengatan matahari dan hujan
5) Tidak
tergenang air
Untuk menyiapkan tempat pembibitan (bedengan)
sesuai dengan persyaratan tersebut diatas, maka perlu dilakukan kegiatan
sebagai berikut :
1). Pembersihan lahan
Lahan sebagai tempat kegiatan dari pembibitan
tanaman harus benar-benar bersih dari sampah dan gulma. Oleh karena itu
pembersihan lahan harus dilakukan agar lahan tersebut terbebas dari sisa-sisa
tanaman sebelumnya atau gulma yang tumbuh, bebatuan maupun perakaran dari tanaman sebelumnya. Hal ini jika dibiarkan dapat mengganggu pertumbuhan
akar bibit. Selain itu dimaksudkan untuk membebaskan tempat pembibitan
dari sarang patogen yang akan menjadi sumber kontaminasi. Langkah pembersihan
sama dengan kompetensi dasar penyiapan lahan
2). Jenis bedengan
Untuk mendukung tumbuhnya benih kecambah yang
disemai dan bibit disapih di tempat pembibitan, maka dibutuhkan suatu tempat
yang sesuai dengan keperluannya. Umumnya tempat pembibitan berbentuk bedengan
yang banyak digunakan antara lain :
a) Raised
Bed
Jenis bedengan ini merupakan tempat pembibitan yang berbentuk bedengan atau guludan dengan kontur lahan
datar tanpa naungan.
b) Sunked
Bed
Adalah
tempat pembibitan yang berbentuk bedengan yang terletak dibawah permukaan tanah
memiliki kedalaman tertentu, pada
bagian atasnya naungan yang dapat dibuka dan tutup. Bedengan ini biasanya digunakan di daerah yang memiliki kelembaban rendah dan anginnya cukup kencang dampaknya akan merusak
kecambah yang baru tumbuh.
Adalah
tempat pembibitan yang berbentuk bedengan/guludan pada lahan datar dengan
dilengkapi naungan yang dapat dibuka dan ditutup pada bagian naungannya.
d) Green
House
Adalah
tempat pembibitan yang berbentuk rumah kaca yang dapat dikendalikan
temperaturnya dan kelembaban udara didalamnya sesuai dengan kebutuhan benih
kecambah yang ditanam.
Pada dasarnya tempat pembibitan dibuat dengan
cara yang sama, terdiri dari bedengan dengan naungan atau tanpa naungan. Perbedaannya terletak pada perlakuannya, tergantung dari tujuan dan kebutuhan.
BEDENGAN
Bedengan merupakan luasan lahan tertentu yang
dibuat untuk menghindari terjadinya genangan air pada tempat pembibitan yang
dapat mengakibatkan jeleknya aerasi.
Bedengan dibuat memanjang dengan arah utara selatan dengan maksud agar
bedengan tersebut dapat memperoleh cahaya matahari yang cukup dan merata.
Ukuran yang digunakan untuk membuat bedengan
ini adalah:
1.
Lebar
bedengan 100 – 150 cm
Lebar
bedengan ini dapat lebih atau bahkan kurang dari ukuran itu. Hal ini tergantung
dari tujuan kebutuhan pembibitan.
2.
Panjang
bedengan 5 – 10 m
Panjang
bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan, akan tetapi tidak lebih dari 10 m. Jika kebutuhannya lebih dari 10 m, sebaiknya
dibuat bedengan baru dengan ukuran yang
sesuai kebutuhannya dengan jarak antar bedengan 0,5 m atau lebih.
3.
Tinggi
bedengan 20 cm
Tinggi
bedengan disarankan lebih dari 20 cm. sebenarnya tinggi
bedengan ini tidak bisa dipastikan. Dengan tinggi bedengan 20 cm bermaksud untuk menjaga dari genangan air yang terjadi pada lahan bedengan yang dapat mengganggu
pertumbuhan akan tanaman muda.
Bedengan
Umumnya macam bedengan yang direkomendasikan
untuk digunakan sebagai tempat tumbuhnya benih terdiri dari :
1) Bedengan
yang digunakan sebagai tempat untuk menumbuhkan benih secara langsung.
Bedengan
ini biasanya dibuat untuk menyemai benih yang jenis tumbuhnya agak lama dan
mudah dipindahkan kecambah/ bibitnya misal : ceisin, tomat dan lain-lain.
hal-hal yang perlu diperhatikan ketika pembuatan bedengan untuk penanaman dan pembibitan di antara:
- Tanah diolah supaya menjadi gembur dan subur
- pH tanah dibuat netral dengan manipulasi disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.
Tanah yang gembur bermaksud untuk memenuhi kebutuhan lingkungan yang
optimal bagi tumbuh kembang akar, terutama untuk menciptakan aerasi yang
cukup baik. Sedangkan kesuburan dibutuhkan bagi benih setelah
berkecambah agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi bibit.
Untuk
membuat tanah menjadi gembur dan subur kia dapat melakukan mencampur pupuk organik (pupuk kandang, kompos), pasir dan tanah dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan berdasarkan jenis benih yang disemai.
2) Bedengan polibag, pot dan bak perkecambahan.
Pada
bedengan ini, tidak perlu gembur dan subur
bedengan cukup ditinggikan dari permukaan tanah dan diratakan saja. karena media yang digunakan untuk melakukan penyemaian atau pembibitan ini akan dimasukan kedalam polibag, pot dan bak perkecambahan.
3) Bedengan
yang digunakan untuk menumbuhkan benih sementara.
bedengan
ini biasanya digunakan untuk menyemai benih tanaman perkebunan yang memiliki 3
vase pembibitan yaitu perkecambahan, pembibitan manursery dan pre nusery.
tanaman ini biasanya tanaman tahuna yang memiliki batang keras seperti kelapa
mangga, sawo, alpukat, jambu air, durian, dan lain-lain.
NAUNGAN
Benih yang disemai di atas bedengan memerlukan suhu dan kelembaban yang optimal pada saat pertumbuhan pertama untuk memenuhi tumbuhnya yang baik bagi perkecambahan benih. Untuk memenuhi kondisi tersebut pada bedengan diberi naungan.
Naungan yang dimaksud sebagai suatu atap
peneduh bagi benih kecambah yang disemai, kecambah ataupun bibit yang masih
muda yang belum mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan di lapangan
penanaman yang sebenarnya.
Naungan sebagai atap peneduh dapat berfungsi antara lain :
Naungan sebagai atap peneduh dapat berfungsi antara lain :
a. Untuk
melindungi tanaman muda terhadap sengatan sinar matahari terik.
b. matahari
dan jatuhnya air hujan deras.
c. Mencegah
terjadinya penguapan yang terlalu besar pada tanaman muda.
Dilihat dari bentuknya, naungan terdiri dari :
Naungan sebagai pelindung tanaman muda dapat
dibuat berbagai bahan seperti: plastik transparan, paranet, daun kelapa, ilalang dan lain-lain. Ukuran naungan disesuaikan dengan ukuran bedengan yang akan di naungi.
Naungan pada umumnya dibuat menghadap ke
arah Timur – Barat. dengan arah demikian tanaman muda mendapatkan dengan mudah memperoleh sinar matahari
pagi lebih banyak di bandingkan dengan sore hari. Sedangkan tinggi naungan
disesuaikan dengan jenis bentuk naungan.
Misal :
a. Naungan
yang berbentuk naungan miring menghadap Timur – barat. Bentuk naungan ini
dibuat dengan ukuran sebelah timur dengan tinggi antara 120 – 180 cm, sedang
sebelah baratnya antara 90 – 120 cm.
b. Naungan
yang berbentuk sungkup tinggi antara 50 – 75 cm
Untuk menentukan tinggi, pada dasarnya yang
harus diperhatikan adalah dengan mempertimbangkan tinggi maximal tanaman muda
di tempat pembibitan, dimana pada ujung pucuk tanaman muda harus ada jarak
dengan atap naungan yang lebarnya disesuaikan dengan pengaliran serkulasi udara,
suhu dan kelambaban.
Pembuatan kerangka naungan dapat dibuat menggunakan bahan dari bambu, kayu, besi dan lain- lain yangbebrbentuk tiang yang ditancapkan pada bagian sudut-sudut bedengan dan pada bagian pinggir sebagai penguat. Atap dapat menggunakan bahan plastik transparan,anyaman daun kelapa, paranet dan lain-lain. Untuk naunganyang berbentuk sungkup, bentuk kerangka naungannya dibentuk sungkup padasepanjang bedengan.