CARA PANEN KELAPA SAWIT YANG BAIK DAN BENAR



Kegiatan pemanenan merupakan suatu kegiatan pengambilan buah dari pohon sampai dengan pengangkutan ke TPH. Pada perkebunan kelapa sawit kegiatan pemanenan meliputi pemotongan tandan buah matang, pengutipan brondolan, pemotongan pelepah, dan pengangkutan hasil ke TPH. Panen merupakan salah satu kegiatan penting dalam pengelolaan tanaman kelapa sawit menghasilkan panen juga merupakan faktor penting dalam pencapain produktivitas yang nantinya akan menjadi lemak nabati dalam bentuk minyak georeng.

Pada umumnya pemanenan kelapa sawit dilakukan dengan tiga cara berdasarkan ketinggian batang/pokok kelapa sawit itu sendiri. Cara pertama yaitu pemanenan menggunakan dodos yang cara ini biasanya digunakan untuk batang/pokok yang memiliki tinggi kurang dari 6 meter. Sedangkan jika tanaman lebih dari 6 m biasanya menggunakan egrek.

a.    Peralatan panen

Peralatan panen yang digunakan untuk tanaman yang memilki tinggi batang >6 m adalah:
1.    Dodos dg lebar 10-12,5 cm
2.    Karung wadah brondolan
3.    Kapak/golokk untuk memotong tangkai TBS yang masih panjang
4.    Tombak untuk mengangkat TBS ke lori
5.    Kereta dorong (lori)/alat pikul

Peralatan panen yang digunakan untuk tanaman yang memilki tinggi batang >6m adalah:
1.    Egrek
2.    Karung wadah brondolan
3.    Kapak/golokk untuk memotong tangkai TBS yang masih panjang
4.    Tombak untuk mengangkat TBS ke lori
5.    Kereta dorong (lori)/alat pikul

b.   Criteria buah layak panen

Kelapa sawit dapat dipanen bila sudah memenihi kriteria tingkat kematangan buah mencapai fraksi 1-3 dimana persentase buah luar yg jatuh sekitar 12,5%-75%. Cara mudah menentukan tingkat kematanngan buah melihat warna buah dan dengan menghitung jumlah buah luar yang telah rontok minimal 1-20 butir. Apabila tanandan telah memenuhi syarat untuk dilakukan pemanenan maka segeralah dilakukan pemanenan sebelum buah busuk.

c.    Syarat Dan Ketentuan Panen Kelapa Sawit

Adapun syarat dan ketentuan yang harus diatuhi ketika melakukan pemanenan kelapa sawit adala sebagai berikut:
1.    Memanen semua buah pada tingkat kematangan yang optimum, yaitu pada saat tandan buah segar (TBS) mengandung minyak dan kernel tertinggi.
2.    Memanen hanya buah yang matang dan mengutip brondolan.
3.    Mengirim TBS ke pabrik dalam waktu 24 jam setelah panen. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kandungan asam lemak bebas di dalam minyak sawit mentah.

d.   System Panen

Pada umumnnya proses panen kelapa sawit memiliki dua system yaitu system ancak tetap dan sitem ancak giring. 
1. sistem acak giring
Pada sistem ancak giring ancakan setiap pekerja ditentukan oleh mandor sesuai dengan kepatan panen dan jumlah pekerja yang hadir di hari itu. Pemindahan pekerja apabila awal sudah selesai maka melenjutkan pada ancakan disebelah pekerja yang mendapat ancakan terakhir, begitu juga pekerja yang lain. Sistem ancak giring murni cocok untuk areal tanaman muda dengan jumlah pekerja yang cukup banyak per mandor.  Kemungkinan buah tertinggal pada ancak tertinggal kecil,

Kelemahan dari sistem ancak giring murni:kurang tanggung pekerja jawab terhadap kondisi ancak karena ancaknya selalu berubah  dari waktu ke waktu. Pekerja melakukan kesalahan , curang atau nakal sulit di telusuri dan produktifitas pemanen rendah karena kehilangan waktu akbt pindah dari ancak 1 ke ancak lain.....

Sebagai perbaikan dari ancak giring murni ini di kembangkan sistem ancak giring tetap,,,pada sistem ini pemanen pindah dari ancak 1 ke ancak lainnya dg ancak yg tetap....

2.sistem ancak panen/tetap

Pada sistem ini pemanen melaksanakan panen pd areal yg sama di kerjakan secara rutin bertanggung jwb menyelesaikan tanggung jwbnya sesuai dg tanggung jawab yg tlh di

tentukan setiap hari tanpa ada yang tertinggal apabila pekerja tidak berangkat maka mandor harus mencari pekerja pengganti, sistem ini cocok di terapkan pada areal yang memiliki fotografi terbuka /curam dan dg tanam TM berbeda...

Pada sistem ini pemanen di beri ancak dg luasan tertentu dan tidak berpindah-pindah. hal tersebut membantu di perolehnya TBS dg kematangan yg optimal rendeman minyak yg di hasilkan tinggi namun kelemahan sistem ini buah lebih lambat  keluar sehingga lambat pula sampai  ke pabrik

Rotasi panen


Untuk menjaga buah tetap segak dan memilikia mutu yang tinggi maka harus dilakukan rotasi panen yang sesuai dengan interfal waktu pematangan buah. Rotasi dapat di artikan juga interval waktu pemanenan yaitu waktu yg di perlukan antara panen terahir dg panen berikutnya pada tempat yg sama. Di perkkebunan kelapa sawit pada umumnya menggunakan rotasi panen 7 – 10  hari artinya satu areal harus di masuki oleh pemanen tiap 7 – 10  hari sesuai peraturan yang digunakan pada setiap perusahaan atau pperseorangan. Rotari panen di aggap baik bila buah tidak terlalu matang, yaiti dengan menggunakan sistem 6/7 9/10- artinya dalam satu minggu terdapat 1 hari untuk eliharaan alat  panen dan masing-masing ancak panen sesuai ketentuan.

Pembibitan Kelapa Sawit Polibagnuserry
Seejarah Dan Manfaat Tanaman Kelapasawit
Peranan Kelapa Sawit Dalam Perekonomian Indonesia
Klasifukasi Dan Morfologi Kelapa Sawit
Pembibitan Pre Nursery Kelapa Sawit
Perawatan Kecambah Kelapa Sawit
Perawatan Pembibitan Kelapa Sawit Main Nursery
Pembibitan Main Nursery Pada Kelapa Sawit
Cara Meningkatkan Produksi Buah Kelapa Sawit
Pemeliharaan/Perawatan Tanaman Kelapa Sawit Paska Tbm
Perawatan Kelapa Sawit Menghasilkan (Tm)
Cara Panen Kelapa Sawit Yang Baik Dan Benar
Proser Pengangkutan Tbs Kelapa Sawit Yang Baik Dan Benar
Mengidentifikasi Karakteristik Lahan (Topografinya)