PERANAN AIR DALAM INDUSTRI



Air banyak terdapat di alam dan dua pertiga dunia kita terdiri atas air. Meskipun demikian air murni tidak pernah terdapat di alam dan yang relatif agak murni adalah air hujan. Air hujan mengandung gas-gas yang terlarut sewaktu ia jatuh dari langit. Air alam lainnya seperti air sungai, mengandung zat-zat terlarut yang jumlah dan macamnya tergantung dari pada keadaan.
Di dalam industri pupuk urea, air dipakai untuk berbagai maksud, antaranya sebagai media pendingin, untuk penyediaan uap air yang dipergunakan untuk proses, menggerakkan turbin uap, dan lain-lain. Selain itu air dipergunakan juga sebagai air minum, air kebakaran, dan lain-lain. Untuk industri lain-lainnya, air dipakai untuk berbagai maksud tergantung dari keperluannya. Misalnya dalam industri semiconductor, air yang ultra murni banyak dipakai sebagai bahan pencuci, dan lain-lain.

Jadi kemurnian suatu jenis air tergantung dari pada keperluan pemakaiannya dan untuk maksud itulah maka air di alam harus diolah sesuai dengan maksud pemakaiannya. Pengolahan ini dimaksudkan untuk menghilangkan berbagai sifat air yang tidak dikehendaki, antaranya kesadahan yang disebabkan garam-garam kalsium (Ca) dan magnesium (Mg), silika, garam karbonat lainnya.
Boleh dikatakan air memegang salah satu peranan penting dalam kelancaran produksi pupuk urea, dapat dibandingkan sebagai darah untuk tubuh manusia. Bila komposisinya tidak sesuai dan jumlahnya tidak mendukupi maka akibatnya akan mengurangi produksi atau bisa juga menghentikan sama sekali proses produksi. Akibat dari berhentinya produksi ini maka yang terjadi adalah perusahaan akan megalami kebangkrutan.
Akibat jangka panjang antaranya adalah korosi atas peralatan pabrik, atau terbentuknya deposit-deposit yang mengganggu kelancaran pertukaran panas. Karena hal-hal inilah maka pengolahan air sesuai dengan maksud pemakaiannya menjadi sangat penting.
Beberapa penggunaan air dalam industri pupuk urea digambarkan dalam skema dibawah ini.
air sungai Musi diolah untuk menghilangkan zat-zat yang tidak terlarut, seperti padatan-padatan, lumpur, silikat berbentuk koloid, dan sebagainya. Pengolahan ini dilakukan dengan memakai bahan-bahan koagulasi, antaranya aluminium sulfat, sedang larutan kaustik dipakai sebagai pengatur PH. Untuk membantu pengendapan dipakai coagulant aid dan umumnya yang dipakai adalah senyawa organik yang disebut polyacrylamide. Bahan polymer ini bersifat nonion atau sedikit anion. Kondisi pengendapan ini sebelumnya harus ditetapkan lebih dulu dengan suatu cara yang disebut jar test. Jar test harus sering dilakukan terutama kalau terjadi perubahan musim.
Untuk menghilangkan bau dan rasa serta desinfeksi, ditambahkan chlorine dan setelah melalui proses penjernihan dan penyaringan akan diperoleh air yang memenuhi syarat sebagai air minum, bahan dasar untuk penyediaan air ketel dan air pendingin.
SISTIM PEMBANGKIT UAP AIR
Sistim pembangkit uap di Pusri terdiri dari berbagai tekanan, yaitu rendah, sedang dan tinggi dengan tekanan masing-masing 17 kg/cm2, 42 kg/cm2 dan 105 kg/cm2. Uap yang dihasilkan dipakai untuk berbagai maksud, antara lain untuk proses-proses di pabrik amoniak dan urea serta untuk menggerakkan turbin uap.
Untuk menyediakan air yang memenuhi syarat sebagai air umpan ketel maka air demin diolah lagi dan diberi bahan-bahan kimia antara lain untuk menghilangkan oksigen yang terlarut dan pengatur pH; kemudian untuk menghindari pengendapan garam-garam kalsium di dalam ketel uap itu sendiri ditambahkan garam-garam fosfat. Jumlah fosfat yang ditambahkan adalah antara 30-90 ppm untuk ketel uap bertekanan rendah, 20-30 ppm untuk ketel uap bertekanan sedang dan antara
5-15 ppm untuk ketel uap bertekanan tinggi.
AIR PENDINGIN
Air ini dimaksudkan untuk dipakai mengambil panas dari proses yang menghasilkan panas di pabrik amoniak, pabrik urea serta fasilitas lainnya yang memerlukan pendinginan antara lain pembangkit tenaga listrik Hitachi, pabrik pemisahan udara, dan lain-lain.
Ada tiga masalah pokok yang sangat penting di dalam pengelolaan sistim air pendingin, yaitu korosi, fouling dan pertumbuhan mikroorganisme. Air yang kita pakai sebagai bahan pendingin bersifat korosif dan mempunyai nilai ISR sekitar diatas 8 dan karena itulah diperlukan pengelolaannya dengan bahan-bahan kimia.
Yang dimaksud dengan fouling adalah peristiwa pengotoran permukaan penukar panas dan ini dapat terjadi disebabkan terakumulasinya beberapa macam zat diatas permukaan itu. Zat-zat inilah yang disebut foulant dan biasanya terdiri dari endapan hasil-hasil korosi, endapan-endapan yang tak terlarut, kotoran-kotoran dari mikroroganisme, debu dari udara, dan lain-lain. Ketiga masalah diatas saling berkaitan sehingga menanggulanginya memerlukan usaha yang terintegrasi.