Pengendalian Patogen Pada Tanaman

Pengertian Patogen-Patogenesis berasal dari perkembangan keadaan patologis atau penyakit. patogenesis adalah suatu  penyakit yang menjelaskan tentang perkembangan penyakit. Patogenesis ini mencakup etiologi, proses masuknya penyakit ke dalam tubuh tumbuhan, perkembangan penyakit. 


Proses penyebaran penyakit umumnya dapat dibagi kedalam lima fase, yaitu
  1. prapatogenesis, 
  2. inkubasi, 
  3. penyakit dini, 
  4. penyakit lanjut, dan 
  5. akhir penyakit 

pembagian fase ini diungkapkan oleh Azrul Azwar, 1998.

Fase prepatogenesis
Pada fase prepatogenesis sebenarnya telah terjadi interaksi antara tumbuhan dengan agen. Seperti kita ketahui, agen/ bibit penyakit berada disemua tempat. Tanpa diketahui ketika kita salah melakukan sanitasi lahan ancama penyakit sangat dekat dengan tanaman yang kita budidayakan.

Fase inkubasi
Jika tanaman telah dimasuki melalui agen penyakit, tetapi belum terlihat adanya gejala, keadaan ini disebut dengan fase inkubasi. Masa inkubasi suatu penyakit berbeda dengan masa inkubasi penyakit lain sebab agen penyebab/ bibit penyakitnya berbeda. Dalam proses patologis, kebanyakan bibit penyakit mempunyai karakteristik, sifat, dan kemampuan berbeda-beda. Selain dipengaruhi oleh bibit penyakit, masa inkubasi juga dipengaruhi oleh daya tahan tumbuhan terhadap penyakit yang menyerang. Jika daya tahan tumbuhan terhadap penyakit tidak kuat atau menurun, bibit penyakit akan lebih mudah berkembang pada tumbuhan dan menimbulkan berbagai gangguan pada bentuk maupun fungsi jaringan. Sebaliknya, jika daya daya tahan tumbuhan terhadap penyakit kuat, laju perkembangan bibit penyakit dapat dihambat atau bahkan dihentikan.

Fase penyakit dini
Fase ini dimulai sejak munculnya gejala penyakit. Umumnya, gejala yang muncul pada fase ini masih relatif ringan sehingga petani sering kali tidak menghiraukannya. Pada fase ini, daya tahan tubuh masih ada, namun cenderung lemah. Jika daya tahan tumbuhan terhadap penyakit ini diperkuat, baik secara alami maupun kimiawi, bibit penyakit akan dapat dikalahkan. Dengan demikian, gejala penyakit dapat reda atau bahkan hilang sama sekali. Sebaliknya, jika daya tahan tumbuhan terhadap penyakit semakin menurun, fase ini akan berlanjut ke fase penyakit lanjut.

Fase penyakit lanjut
Setelah fase dini sudah terlewati barulah menganjak ke fase lanjutan. Fase lanjutan terjadi akibat melemahnya kondisi tumbuhan akibat bertambah parahnya penyakit. Pada fase ini, individu umumnya tidak mampu lagi melakukan aktivitas sehari-hari seperti fotosintesis. sehingga sebelum menyebar maka lebih baik tanaman tersebut dimusnahkan

Fase akhir penyakit
Akhir perjalanan penyakit pada tanaman bervariasi. Secara umum, ada empat klasifikasi akhir perjalanan penyakit, yakni:
  1. sembuh sempurna, 
  2. sembuh dengan cacat, 
  3. sembuh sebagai pembawa (carrier), dan 
  4. mati. 

Pada sembuh sempurna, terjadi pemulihan bentuk maupun fungsi organ ke keadaan semula. Dengan kata lain, kondisi individu sama seperti ketika ia belum terkana penyakit. Pada kasus tertentu, kesembuhan ini dapat pula berlangsung tidak sempurna sehingga mengakibatkan kecacatan pada individu (sembuh dengan cacat). Selain kedua hal diatas, individu dapat pula sembuh sebagai pembawa (carrier). Bibit penyakit tersebut suatu saat dapat bangkit dan kembali menyerang jika kondisi lingkungan memungkinkan untuk membangkitkan penyakit. Keadaan carrier ini bukan hanya membahayakan individu, tetapi juga tumbuhan lain karena individu telah bertindak sebagai sumber penyebaran penyakit. Klasifikasi terakhir adalah mati. Pada hakikatnya, meninggal dunia juga merupakan akhir dari perjalanan penyakit. Dengan meninggalnya si penderita, perkembangan penyakit juga ikut terhenti. Akan tetapi, ini tentu bukan merupakan tujuan utama dari penanggulangan penyakit.


Pengendalian Patogen Pada Tanaman

Golongan potogenik bisa dikendalikan dengan atau secara kimia/chemis diantaranya :
  1. Hama : bisa dikendalikan dengan saniter insektisida
  2. Penyakit : saniter fungisida, bakterisida, formalin atau saniter chemis lainnya ini bisa digunakan untuk mengendalikan penyakit yang menyerang.
  3. Gulma : pengendaliannya bisa menggunakan saniter herbisida atau secara mekanik
  4. Tanaman inang : bisa dikendalikan dengan saniter herbisida atau secara mekanik. Sedangkan golongan non potogenik dilakukan harus secara mekanik dengan cara dibersihkan, dipindahkan, dikubur dan air yang menggenang dibuang ke saluran drainase.

Pembersihan lahan
Pembersihan lahan dapat dilakukan dengan pembabatan, penggunaan pestisida dan dengan pembakaran. Pembersihan lahan yang terbaik adalah dengan membabat sisa-sisa tanaman atau rerumputan, lalu mengumpulkannya pada tempat tertentu untuk selanjutnya dijadikan pupuk kompos.

Apabila yang ditanam sebelumnya merupakan jenis tanaman yang saat penanaman meninggalkan   bagian tanaman yang masih utuh dan sulit membusuk misal cabe, jagung dan lain-lain, maka cara membersihkannya dengan mencabut dengan tangan.
  • Apabila yang ditanam sebelumnya merupakan tanaman yang meninggalkan bonggol, maka cara membersihkannya dengan membongkar bonggol tersebut
  • Selain jenis tanaman diatas, apabila jenis tanama yang saat

dipanen meninggalkan bagian-bagin tanaman yang mudah mengering dan membusuk misal, padi, kacang hijau dan lain- lain, cara membersihkannya dengan mencabut menggunakan sabit.

Sisa-sisa tanaman dari pembersihan lahan tersebut dikumpulan jadi satu,  untuk digunakan sebagai bahan pembuat kompos. Bebatuan atau kerikil perlu disingkirkan di tempat budidaya agak jauh dari  tempat pembibitan.

Pembersihan lahan  dapat juga dilakukan dengan membabat sisa- sisa tanaman atau rerumputan yang tumbuh lalu dikumpulkan pada tempat tertentu kemudian dibakar. Kegiatan pembakaran ini akan berakibat turunnya kualitas tanah pada tanah bekas pembakaran dengan menurunkan kandungan bahan organik tanah yang merupakan sumber unsur hara bagi tanaman dan mikro organisme. Selain itu asap yang berasal dari pembakaran akan mencemari lingkungan.

Pembersihan lahan dengan menggunakan herbisida yang disemprotkan pada lahan dengan konsentrasi sesuai anjuran, sebaiknya dipakai sebagai alternatif terakhir dan dilakukan apabila terpaksa. Penggunaan pestisida akan berpengaruh pada pencemaran terhadap lingkungan, baik pada tanah maupun air yang disebabkan oleh terbawanya aliran air hujan permukaan.