LAPORAN PRAKTIKUM KUNJUNGAN BIOGAS (KOTORAN SAPI)

I.                   PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang di anugerahi dengan kekayaan biomassa melimpah, termasuk energi dari biogas, selain itu sebagian besar masyarakat di Indonesia yang melakukan kegiatan berternak akan menghasilkan kotoran dari ternak tersebut yang masih jarang di manfaat kan oleh para peternaknya tersebut. Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk di antaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga). Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida. Dengan fermentasi limbah, sampah atau biomassa di dalam alat kedap udara yang disebut digester, akan dihasilkan biogas dan pupuk organik.

I.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
  1. Dapat mengetahui manfaat kotoran sapi 
  2. Dapat mengetahui desain dari rumah pembuatan biogas pada skala rumah tangga




II.                TINJAUAN PUSTAKA



Energi baru atau bahan bakar terbarukan ( renewable energy) dapat dihasilkan dengan teknologi tepat guna.  Dan yang sesuai untuk wilayah Indonesia, dengan ketersediaan biomassa ( termasuk sampah) melimpah, adalah energi dari gas hasil fermentasi bahan asal tumbuhan dan hewan, atau kemudian disebut biogas.  Dengan pemurnian, biogas alami akan berobah menjadi kualitas biometan, yakni suatu renewable natural gas (RNG).  Dari aneka pilihan pembangkitan energi terbarukan (PLTS, PTL Hidro, PLT Angin/ Bayu), biometan RNG memiliki keluasan dalam aplikasi Disamping memilki lumpur sisa fermentasi sebagai pupuk organik, biometan RNG juga sangat bersaing ketika diaplikasikan sebagai sumber energi panas (komporburnerpengganti asetilin brander las), bahan bakar penggerak (engine) serta bahan bakar generator listrik.  Ketersediaan bahan baku pembangkitan biometan RNG juga dapat diikhtiarkan tanpa tergantung secara mutlak kepada faktor alam ( angin, hujan, mendung, debit air sungai) sebagaimana halnya pada pembangkit berbasis surya, bayu dan hidro.
Dengan fermentasi, semua jenis limbah organik (pertanian, perkebunan, peternakan dan kotoran ternak sapi, kotoran ternak kerbau, ayam dan aneka ternak lainnya hingga sampah organik), gulma kebun ( alang-alang, rumput gajah, serasah dan perdu) dan gulma perairan ( eceng gondok, alga, ganggang laut) maupun limbah industri pengolahan hasil pertanian atau, kemudian disebut biomassa, di dalam alat kedap udara yang disebut digester, secara alami akan dihasilkan biogas dan pupuk organik Gas, yang kemudian dialirkan kedalam alat pemurnian (purifikasi atau methan purifier) dari kandungan impurites ( H2S, Amoniak, CO2), akan menjadi murni (CH4> 70 %) yang kemudian dikatagorikan sebagai biometan RNG (Anonim,2014).
Biogas dari kotoran sapi diperoleh dari dekomposisi anaerobik dengan bantuan mikroorganisme.  Pembuatan biogas dari kotoran sapi harus dalam keadaan anaerobik atau keadaan tertutup dari udara bebas untuk menghasilkan gas yang sebagian besar adalah berupa gas metan yaitu gas yang memiliki sifat mudah terbakar dan karbon dioksida, gas inilah yang disebut biogas.  Proses fermentasi untuk pembentukan biogas maksimal pada suhu 30-55˚C, dimana pada suhu tersebut mikroorganisme mampu merombak bahan bahan organik secara optimal (Anonim,2014).


III.             METODELOGI PRAKTIKUM


3.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang akan digunakan dalam kunjungan ini adalah sebagai berikut :
Alat tulis
Kamera 
Kendaraan

3.2.Prosedur Praktikum
Langkah-langkah kunjungan yang dilakukan yaitu sebagai berikut :
  1. Semua anggota kelompok mata kuliah energi terbarukan berkumpul dihalaman parkir jurusan Teknik Pertanian.
  2. Semua praktikan mata kuliah energi terbarukan berangkat kerumah bapak Manut.
  3. Kemudian kami menuju halaman belakang rumah bapak Manut untuk melihat rumah dari biogas beliau.
  4. Setelah melihat rumah biogas bapak Manut kamipun lalau mendengarkan penjelasan dari asdos energi terbarukan dan bapak Manut selaku pembuat biogas skala rumah tangga.
  5. Kemudian kamipun diperlahatkan dengan sapi-sapi beliau yang kotorannya dijadikan biogas tersebut.
  6. Setelah mendengarkan penjelasan dari beliau-beliau maka kami melhat rumah biogas, kandang sapi, dan kompor yang digunakan untuk menyalakan gas dari hasil biogas.
  7. Setelah selesai mendengarkan penjelasan kamipun diberi kesempatan untuk bertanya tentang pembuatan biogas ini.
  8. Kemudian setelah selesai tanya jawab dan selesai mendengarkan penjelasan kamipun berpamitan untuk pulang.
  9. Dan kamipun kemudian pulang kerumah masing-masing.



IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN


Kunjungan pertama kami yaitu kunjungan biogas, kunjungan biogas ini dilakukan dirumah bapak Manut yang bertempat di desa Sidosari Lampung Selatan.  Bapak Manut ini pembuat biogas dengan bahan yang digunakan yaitu kotoran sapi, biogas bapak Manut ini masih skala rumah tangga karena beliau hanya memeliki enam ekor sapi sehingga tidak cukup gasnya apabila akan dijual untuk dikonsumsi oleh semua masyarakat sekitar rumah beliau atau seluruh masyarakat kota Bandar Lampung.  Pekerjaan dari beliau yaitu seorang petani biasa yang tinggal dalam pedesaan. 

Ini merupakan sapi – sapi yang kotorannya digunakan untuk biogas. Kotoran sapi yang digunakan bapak Manut adalah yang masih dalam keadaan segar, beliau membuatnya setiap hari untuk menambahkan biogas yang ada dalam wadah tersebut.
Pebandingan yang digunakan yaitu 1 :1 , namun biasanya pak manut mem buatnya sampai 4-5 ember setiap harinya dengan menggunakan perbandingan itu atau hanya di udek hingga encer dan dimasukan ke dalam tempat inputnya.

Tempat untuk menambahkan kotoran sapi yang telah dicampur dengan air kedalam bak penampungan biogas tersebut.  Dengan 4 – 5 ember setiap harinya . inputnya yaitu 1m x 80 cm. Semua tempat untuk rumah biogas ini terbuat dari bahan bangunan agar dapat bertahan berathun-tahun.
Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk di antaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga). Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida. Dengan fermentasi limbah, sampah atau biomassa di dalam alat kedap udara yang disebut digester, akan dihasilkan biogas dan pupuk organik.

Tempat penampungan kotoran sapi yang telah dicampur dengan air dan siap diambil gasnya.  Bapak Manut menggunakan rumah untuk tempat penampungan kotoran sapi yang telah menjadi biogas yang berada dibelakang rumah beliau.  Beliau membuat bak dari bahan bangunan yang digunakan untuk wadah kotoran sapi yang akan diambil gasnya dan beliau menggunakan plastik untuk penutup sekaligus penampung gas yang sudah jadi biogas.
Dimensi instalasi biogas sendiri yaitu dengan panjang 4m, tinggi bata 60 cm dan lebarnya yaitu 1 m dengan volume yaitu 2,4 m2. Kemudian biaya yang dikeluarkan yaitu 1,5 – 2 juta dalam pem buatan biogas ini.


Alat diatas merupakan alat pengontrol gas yang keluar dari wadah penampungan pembuatan bigas tersebut, berguna untuk mengetahui apabila terjadi kebocoran pada pipa yang digunakan untuk mengaliri gas dari wadah biogas kedalam plastik yang berada didalam kandang sapi

Ini merupakan pipa yang mengatur pengeluaran gasyang akan digunakan oleh pemakaiannya.

Nah gambar diatas merupakan hasil gas dari biogas pembuatan bapak Manut yang disimpan dalam plastik tebal tujuannya yaitu agar tidak mudah meletus atau meledak.  Oleh bapak Manut diletakkan diatas pelafon kandang sapi beliau.

Dalam rumah pak manut sendiri tepatnya di dapurnya, sapi – sapi yang biasanya dikandangi namun dirumah pak manut sapi yang beberapa ekor itu dimasukin ke dalam rumah semuanya, dikarenakan banyak maling sapi disitu makanya sapi – sapi dim asukan kedalam rumah dengan kondisi yang bisa dilihat pada gambar diatas.

Ini merupakan hasil, kompor gas yang menggunakan gas dari biogas bahan kotoran sapi, nyala apinya pun tidak kalah dengan nyala dari api kompor gas elpigi yang menghasilkan warna nyala api biru dan kompor ini tidak mengeluarkan bau yang tajam sehingga sangat efisien dan bagus apabila digunakan untuk memasak dan keperluan sehari-hari yang berhubungan dengan masak-memasak, harganya pun sangatlah murah dan bagus untuk pengiritan pengeluaran biaya apalgi disbanding dengan harga elpiji yang semakin melambung tinggi. Biogas sendiri sangat bermanfaat bagi orang – orang yang kurang mampu. Tetapi kompor bisa digunakan setelah 25 – 30 hari, gas baru bisa di pakai untuk masak atau keperluan lainnya. Makanya tiap hari pak manut mengisi 4 – 5 ember kotoran sapi dengan perbandingan yang sudah ada untuk persediaan dirumahnya.

Ini merupakan ampas dari biogas yang diproses, ampas yang tidak digunakan itu menjadi limbah yang bermanfaat juga dengan dijadikannya pupuk. Biogas yang tiap hari di masukan 4 -5 ember setiap hari ampasnya dikumpulkan menjadi satu.
Kendala dalam biogas ini yaitu;
1.      Plastik bocor,
2.      Kompor dinyalakan dengan dibantu dengan api untuk menyalakannya.


V.                KESIMPULAN


Dari kunjunagan yang sudah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
  1. Kotoran sapi ternyata sangat berguna dan dapat dimanfaatkan untuk pembuatan biogas sebagai pengganti gas elpigi dirumah untuk memasak.  Karena energi dibumi kita ini semakin langka maka perlu pembaharuan untuk menghemat energi kita, nah dengan cara pemanfaatan kotoran sapi ini sangat membantu mengurangi pemakaian energi.
  2. Desain dari rumah untuk biogas skala rumah tangga ini cukup kecil dan sederhana, rumah biogas ini haruslah kuat karena apabila tidak terbuat dari kontruksi bahan bangunan yang kuat maka akan mudah rapuh dan rubuh.  Dimensi instalasi biogas sendiri dengan panjang 4m, tinggi bata 60 cm, lebar 1m, dam dengan volumenya yaitu 2,4 m 2.