Menentukan Cara Pengendalian Gulma Berdasarkan Lokasi Tumbuhnya Gulma
Penentuan teknik
pengendalian gulma juga harus memperhatikan tempat atau lokasi tumbuhnya gulma
pada seluruh areal lahan pertanian. Gulma yang tumbuh pada lahan pertanian
sebelum tanahnya diolah dapat dikendalikan dengan cara mencangkul atau membajak
gulma untuk merusakkan bagian gulma yang berada di atas maupun di bawah tanah.
Selain itu dapat juga dikendalikan secara kimia dengan aplikasi herbisida
pra-pengolahan tanah dan setelah gulmanya mati baru dilanjutkan dengan
mencangkul atau membajak lahan agar pengendalian gulmanya dapat lebih efektif.
Gulma yang tumbuh
ditempat yang dapat dijangkau alat berat maupun herbisida seperti di saluran
irigasi atau diparit antar bedengan tanaman dapat dikendalikan secara mekanis
maupun secara kimia. Pengendalian secara mekanis dapat dilakukan dengan cara
menyiang gulma dengan cangkul sampai saluran irigasinya bersih dan pengairan
tanaman dapat lancar.
Pengendalian gulma pada
saluran irigasi dapat dilakukan secara kimia dengan menggunakan herbisida
dengan memperhatikan selektifitas herbisida dan kepekaan tanaman budidayanya
terhadap bahan aktif herbisidanya. Apabila herbisidanya bersifat selektif dan
tanaman budidaya tidak peka terhadap herbisida yang diaplikasikan maka teknik
pengendalian tersebut dapat dilakukan. Sebaliknya jika herbisidanya bersifat
non-selektif dan tanaman budidaya peka terhadap herbisida yang diaplikasikan
maka pengendalian dengan cara tersebut selain mematikan gulma juga dapat
mematikan tanaman yang dibudidayakan.
Penggunaan herbisida
dalam pengendalian gulma di lahan pertanian secara umum setelah pengolahan
tanah juga harus memperhatikan macam herbisidanya apakah untuk aplikasi
pra-tumbuh atau pasca-tumbuh tanaman. Aplikasi herbisida pra-tumbuh dilakukan
apabila tanaman sudah di tanam tetapi tanaman dan gulma belum muncul/tumbuh di
lahan. Sedangkan alikasi herbisida pasca-tumbuhnya dilakukan apabila tanaman
dan gulmanya sudah muncul atau tumbuh di lahan.