Jenis Penyakit Batang Kelapa Sawit Yang Sering Menyerang
Ganoderma boninense adalah kelompok jamur akar putih (white rot fungi), cendawan ini
bersifat lignolitik (Susanto 2002; Paterson 2007). Oleh karena itu, cendawan
ini mempunyai aktivitas yang lebih tinggi dalam mendegradasi lignin
dibandingkan cendawan yang lain. Komponen penyusun dinding sel tanaman kelapa
sawit adalah lignin, selulosa, dan hemiselulosa. Cendawan G. boninense mendapatkan
energi utama dari selulosa, setelah lignin berhasil didegradasi, selain itu
karbohidrat seperti zat pati dan pektin, diperoleh walaupun dalam jumlah kecil
(Paterson 2007).
Pada tanaman yang terserang penyakit ini, belum tentu terdapat
tubuh buah Ganoderma boninense pada bagian pangkal batang, namun kita dapat mengidentifikasi
serangan lewat daun tombak yang tidak terbuka sebanyak ± 3 daun. Basidiokarp
yang dibentuk cendawan awalnya berukuran kecil, bulat, berwarna putih, dengan
pertumbuhan yang cepat hingga membentuk basidiokarp dewasa yang memiliki
bentuk, ukuran, dan warna yang variatif. Umumnya basidiokarp berkembang sedikit
di atas dan mengitari bagian pangkal batang yang sakit. Ukuran basidiokarp yang
mengalami pertambah besar menunjukkan perkembangan penyakit semakin berat dan
akhirnya menyebabkan kematian pada tanaman budidaya (Ariffin et al. 2000).
Pada tanaman yang masih muda, gejala-gejalanya ditandai dengan
sebagian besar daun menguning atau belang brpols di beberapa bagian daun yang
diikuti klorotik.
·
Daun yang masih kuncup ukurannya lebih kecil daripada daun
normal dan mengalami nekrotik pada bagian ujung.
· Apabila kita lihat tanaman yang terserang juga terlihat lebih
pucat dari tanaman lain yang ada disekitarnya (Ariffin et al. 2000; Sinaga et
al. 2003; Yanti & Susanto 2004),
· Pertumbuhan tanaman terhambat dan memiliki daun pedang (spear
leaves) yang tidak membuka lebih banyak.
Gejala pada tanaman yang tingkat serangan berat adalah selain
adanya daun tombak yang tidak terbuka yaitu adanya nekrosis pada daun tua
dimulai dari bagian bawah. Daun-daun tua selanjutnya patah dan tetap menggantung
pada pohon Karena mengalami nekrosis. Pada akhirnya tanaman akan mengalami kemati
dan tumbang. Gejala yang tampak pada daun menandakan bahwa penampang pangkal batang
telah membusuk.
a. Gejala
- Sebagai gejala luar yang umum, semua tajuk tanaman
menjadi kekuningan dan pucat karena kekurangan zat hara dan air akibat
rusaknya perakaran sehingga penyerapan hara dari dalam tanah menjadi
terganggu. Hal ini disertai dengan banyaknya jumlah daun tombak (pupus
yang belum terbuka) sampai 2-4 daun didalam pucuk.
- Daun-daun sebelah bawah tajuk semakin merunduk, tetapi
daun yang sebelah atas tetap tegak serta lambat pertumbuhannya dan tidak
mau membuka, sehingga terbentuk ruag kosong yang membelah tajuk. Daun-daun
tua akhirnya menjadi kering dan terkulai menyelimuti ujung batang pohon.
- Munculnya tubuh buah cendawan (carpophore ) pada
pangkal batang, namun bisa juga terjeadi tanpa kemunculannya sama sekali,
sedangkan didalam pangkal batang telah membusuk (sabahagian).
- Sebaliknya, carpophore tiba-tiba dapat muncul,
sedangkan tajuk pohon kelihatan tampak segar.
b. Pencegahan Mekanis
- Semua pokok yang sakit, mati, hampir mati harus
dibongkar sampai bonggol akarnya. Kecuali tanaman menghasilkan (TM)
- Pada umur > 8 tahun hanya pokok yang mati/hampir
mati yang dilakukan pembongkar.
- Norma/aturan prestasi pembongkaran : 4 pohon/HB untuk
TBM dan 3 pohon/HB untuk TM.
Adapun cara-cara melakukan
pembongkaran tanaman yang efisien untuk dapat mencapai minimum norma prestasi
tersebut adalah sebagai berikut :
- gali dan putuskan akar disekitar pohon sampai sedalam
60 cm. Mula-mula dipakai alai tembilang (dodos besar) dan kampak, lalu dengan
cangkul akar dan dodos besar sesuai dengan semakin dalamnya lubang arah
galian tegak lurus.
- Penggalian diteruskan terutama dibagian arah akan
ditumbangnya pohon yaitu menurut arah barisan tanaman yang terserang.
- Jika dikirakira pohon sudah mulai goyah, penggalian
dihentikan dan anggota team bersama- sama mendorongnya agar tumbang.
- Lubang galian tunggak batang harus diperlebar sampai
berukuran 120 x 120 x 60 cm baik pada TM maupun TBM.
- Pada lubang bongkaran diberi pancang dari pelepah
kelapa sawit dengan tulisan bulan & tahun pembongkaran dengan memakai sepidol
merah.
- Setelah dibongkar, batang dipotong menjadi 3 bagian (
kecuali batang TBM tak perlu dipotong-potong ) dan dikumpul jadi satu
ditengah gawangan.
- Semua cabang/pelepah daun dipotong menjadi 2 dan
dirumpuk rapi diatas batang tersebut, kemudian diatas cabang-cabang ini
ditumpukan juga semua sisa-sisa potongan akar hasil pangkal batang, jagan
ada pangkal potongan akar yang tertinggal didalam lubang ataupun ditanah.
- Tanamlah 2-3 stek tanaman C. caeruleum atau / dan
Musuna disekitar lubang untuk menekan pertumbuhan gulma pengganggu dan
pembiakan orycater.
- Putaran pembongkaran 3 bulan sekali (pusingan mati) dan
dilaksanakan secara berturut menurut urutan nomer Blok. Hindarkan
luka-luka yang tidak perlu pada batang yang disebabkan oleh alat kastrasi
atau dodos. Ketika melakukan pendodosan
atau kastrasi, mata alat harus diusahakan sejajar dengan batang.
- Semua bekas pangkal batang kelapa sawit tua yang dekat
tanaman muda harus dilubang dan dibersihkan sedalam 120 x 120 x 60 cm.
- Dilarang memotong cabang daun pasir ketika tanaman
masih kecil
c. Pencegahan Alami
- Drainasi diusahakan sebaik mungkin baik. Drainasi yang kurang
bagus dapat mengganggu penyerapan zat hara dari dalam tanah sehingga
melemahkan daya tahan pohon terhadap penyakit terutama Ganoderma.
- Bersihkan piringan tanaman umur 0 – 1 tahun. Pekerjaan pembersihan
piringan diusahakan jangan sampai melukai perakaran tanaman. Rumput dikoret
setipis mungkin, kemudian tanahnya dikembalikan kepangkal pohon. Hal ini
berguna untuk menutupi akar-akar yang terbuka.
- Tanah yang digunakan untuk mengisi polybag bibitan
harus netral dari ganoderma. Tanah untuk pengisisan polybag pembibitan
harus diambil dari areal/lokasi yang bebas dari serangan ganoderma (tanah
atas yang subur dan gembur).
a. Pengendalian Bahan Kimia
Dengan menggunakan produk myco gold yang mempunyai bahan bahan
aktif Endomycorrhizal spores (4 genus)
• Aculospora
• Gigaspora
• Giomus
• Scutellospora
Bahan Non Aktif
• Sterillzed Sand
• Vermiculite
Aplikasi di Lapangan
Cara aplikasi yang di anjurkan untuk tanaman kelapa sawit:
a. Pada Tingkat Pembibitan/Nursery
Letakkan 30 - 50 gr Mycogold di sekililing perakaran, pastikan
akar bibit tanaman bersentuhan dengan mycogold sebelum ditimbun dengan tanah
b. Pemindahan ke kebun/Transplanting
Masukkan 250 - 500 gr Mycogold ke dalam lubang tanam. Apabila
pada tingkat nursery telah diperlakukan dengan memakai Mycogold, maka pemakaian
Mycogold hanya membutuhkan 50 gr per lubang tanam
c. Tanaman kurang dari 5 tahun
Pada Tanaman yang ber usia kurang dari 5 tahun pemakaian
Mycogold pada kisaran 500 - 1 kg per pohon dengan cara membuat dua buah lubang
di sekililing pohon, dan pastikan akar pohon menempel dengan Mycogold untuk
mendapatkan hasil yang maksimal
d. Tanaman Lebih dari 5 tahun
Pada Tanaman yang telah berusia lebih dari 5 tahun aplikasi
penggunaan Mycogold antara 1 kg - 2 Kg perpohon dengan tata cara sama dengan
aplikasi pada tanaman kurang dari 5 tahun.
e. Daerah serangan Genoderma
Pemberiandi lapangan dengan dosis Mycogold 1 kg per pohon. Dama dengan
tata cara seperti pada pemberian pada tanaman kurang dari 5 tahun.
f. Daerah Serangan Genoderma Parah
Aplikasi di lapangan dengan memberikan Mycogold 2 Kg per pohon.
Sama dengan tata cara seperti pada pemberian pada tanaman kurang dari 5 tahun.