Pengendalian Gulma Secara Kimia | Faktor Yang harus Diperhatikan Dalam Penyemprotan Gulma

kimia, herbisida, penyemprotan
Pengendalian Gulma Secara Kimia merupakan pengendalian gulma dengan menggunakan bahan kimia yang digunakan untuk menekan pertumbuhan gulma, bahkan dapat membunuh gulma yang mengganggu. Bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan gulma tersebut disebut biasa disebut dengan herbisida yang berasal dari kata herba = gulma dan sida = membunuh. Pengendalian gulma dengan secara kimia membutuhkan alat penebar herbisida dan ilmu pengetahuan tentang herbisida, terutama tentang macam-macam herbisida. Har ini bertujuan agar pengendalian gulma yang dilakukan dapat berhasil dengan baik. 

Herbisida yang gunakan dalam pengendalian gulma pada lahan pertanian menurut waktu aplikasinya dibedakan menjadi :

a.  Herbisida pra-pengolahan tanah 
Herbisida pra-pengolahan tanah yaitu jenis herbisida yang digunakan pada lahan pertanian akan tetapi sebelum lahan diolah dan yang sudah ditumbuhi berbagai jenis vegetasi termasuk gulma. Tujuan pengendalian sebelum olah tanah ini untuk membersihkan lahan sebelum dilakukan pengolahan tanah dan juga untuk mempermudah pengeloahan lahan. contohnya herbisida berbahan aktif paraquat.

b.  Herbisida pra-tanam 
Herbisida pra-tanam yaitu jenis herbisida yang diaplikasikan pada lahan pertanian sebelum lahan tersebut ditanami akan tetapi lahan sudah selesai diolah. Tujuan dari pengendalian pra tanam untuk mengendalikan pertumbuhan gulma yang di sebabkan oleh biji maupun organ perbanyakan vegetatif gulma yang pindah pada proses pembalikan tanah ke permukaan tanah sebagai media tumbuh, contoh jenis herbisida  ini  berbahan aktif triazin dan EPTC.

c.  Herbisida pra-tumbuh 
Herbisida pra-tumbuh yaitu jenis herbisida yang diaplikasikan setelah tanaman ditanam dilahan tetapi sebelum tanaman dan gulma tumbuh atau muncul di lahan. Tujuan dari pengendalian ini untuk menekan gulma yang akan tumbuh atau muncul bersama-sama dengan tumbuhnya tanaman yang akan budidaya, contoh darri herbisida berbahan aktif ini adalah nitralin.

d.  Herbisida pasca tumbuh 
Herbisida pasca tumbuh  yaitu jenis herbisida yang diaplikasikan pada lahan pertanian setelah tanaman budidaya tumbuh di lahan tersebut,  dengan tujuan untuk menekan pertumbuhan gulma yang tumbuh setelah tanaman budidaya tumbuh sehingga pertumbuhannya tidak tersaingi oleh gulma, contohnya herbisida berbahan aktif propanil atau MPCA pada padi, herbisida berbahan aktif glyphosat dan dalapon pada karet.


Herbisida yang digunakan untuk mengendalikan gulma pada lahan pertanian berdasarkan cara kerja bahan aktif yang terkandung didalamnya dibedakan menjadi :

a.  Herbisida kontak 
Herbisida kontak yaitu herbisida yang digunakan untuk membunuh gulma dengan secara kontak dengan gulma melalui absorbsi lewat akar maupun daun dan akan merusak bagian jaringan gulma yang terkena langsung oleh herbisida tersebut. Akan tetapi hanya bagian gulma yang ditranslokasikan ke organ bagian gulma yang lain. Contoh herbisida konatak yaitu yang berbahan aktif asam sulfat 70 %, besi sulfat 30 %, tembaga sulfat 40 % dan paraquat.

b.  Herbisida sistemik
Herbisida sistemik yaitu herbisida yang mematikan gulma dengan cara ditranslokasikan ke seluruh bagian gulma sehingga pengaruhnya luas. Herbisida sistemik membunuh gulma dengan menghambat proses fotosisntesis pada gulma yang terkena herbisida, seperti herbisida berbahan aktif triazin, substitusi urea dan amida, dengan cara menghambat respirasi seperti herbisida berbahan aktif amitrol dan arsen, dengan cara menghambat perkecambahan seperti herbisida berbahan aktif karbamat dan tiokarbamat serta dengan cara menghambat pertumbuhan seperti herbisida berbahan aktif 2, 4 D, dicamba dan picloram.

Herbisida yang digunakan untuk mengendalikan gulma pada lahan pertanian dapat berdasarkan selakitifitas bahan aktif yang ada didalamnya dapat dibedakan menjadi :

a.  Herbisida selektif 
Herbisida selektif yaitu herbisida yang bila dipalikasikan pada beberapa jenis tumbuhan akan mematikan species gulma tertentu dan relatif tidak mengganggu tanaman yang dibudidayakan. Misalnya herbisida berbahan aktif asm 2, 4 D yang mematikan gulma daun lebar dan tanaman serelia relatif tidak mengganggu.

b.  Herbisida non-selektif
Herbisida non-selektif yaitu Herbisida ini memeatiakan seluruh jenis tanaman tampa terkecuali. Baik jenis tumbuhan melalui tanah atau daun. Tanaman yang dibudidayakan apabila terkena herbisida ini juga akan mati. Misalnya herbisida yang mengandung berbahan aktif arsenikal, karbon disulfide, dan klorat.

Herbisida yang digunakan untuk mengendalikan gulma di lahan pertanian berdasarkan sifat kimianya dapat dibedakan menjadi :

a.  Herbisida anorganik 
Herbisida anorganik yaitu herbisida yang bahan aktifnya tersusun secara anorganik, misalnya herbisida berbahan aktif amonium sulfanat, amonium sulfat, amonium tiosianat, kalsium sianamida, tembaga sulfat-nitrat-ferosulfat, sodium arsenat, sodium tetraborat, sodium klorat, sodium klorida-nitrat dan asam sulfurat.

b.  Herbisida organik
Herbisida organik yaitu herbisida yang bahan aktifnya tersusun, misalnya herbisida golongan nitrofenol+anilin, herbisida tipe hormon, herbisida berbahan aktif asam benzoat+fenil asetat, amida, nitril, arilkarbamat, substitusi urea, piridin, pirimidin-urasil, triazin, amitrol dan gugusan organoarsenat.

Pengendalian Gulma Secara Kimia | Faktor Yang harus Diperhatikan Dalam Penyemprotan Pulma ini semoga bermanfaat untuk pembaca web ini. terima kasih.

SALAM TANI