Klasifikasi Dan Morfologi Tanaman Kelapa Sawit

Klasifikasi Dan Morfologi Tanaman Kelapa Sawir – tanaman kelapa sawit merupakan salah satu tanaman yang menjadi unggulan di negara Indonesia. Dengan daratan Indonesia yang begitu luas dan iklom yang cocok untuk bercocok tanam maka Indonesia salah satu negara yang menghasilkan minyak goreng yang berasal dari buah kelapa sawit. Untuk menanam kelapa sawit sangatlah mudah di Indonesia. Akan tetapi kita harus mengenal terlebih dahulu tanaman yang kita tanam agar kita tahu kebiasaan hidup tanaman tersebut.  Yang paling upertanama kita mengenal klasifikasi dan morfologi tanaman kelapa sawit untuk mengetahui sifat-sifatnya. 

A. Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit
Perlu diketahui klasifikasi tanaman kelapa sawit untuk menentukan kelompok kelapa sawit dan mempermudah cara pembudidayaannya dengan melihat kelompok tanaman untuk mencari pendekatan-pendekatan. Berikut klasifikasi tanaman kelapa sawit yang perlu anda ketahui
Kingdom
: Plantae
: Tumbuhan
Subkingdom
: Tracheobionta
: Tumbuhan berpembuluh
Super divisi
: Spermatophyte
: Mengasilkan biji
Divisi
: Mognoliophyta
: Tumbuhan berbunga
Kelas
: Liliopsida
: Berkeping satu / mono kotil
Sub kelas
: Arecidae

Ordo
: Aracales

Family
: Aracaceae
: Suku pinang pinangan
Genus
: Elaeis

Spesies
: Elaeis guineensis jacq


B. Morfologi Tanaman Kelapa Sawit
morfologi merupakan bentuk atau ciri-ciri bagian tumbuhan guna untuk membentuk satu tumbuhan utama. Bagian tumbuhan itu sendiribiasanya tersusun dari akar, batang, cabang, daun bunga, dan buah. Marikita bahas satu persatu ciri-ciri morfologi bagian tumbuahan kelapa sawit tersebut.

1. Bentuk Morfologi Akar Kelapa Sawit 
Pertama kali biji kelapa sawit berkecambah memiliki akar tunggang dan calon batang, tetapi akar tunggang ini akan mati setelah umur 2 minggu ketika pemindahan di pembibitan pre-nursery dan segera digantikan oleh akar serabut. percabangan akar serabut sangat sedikit. Sebagian akar serabut tumbuh lurus ke bawah dan sebagian tumbuh mendatar ke arah samping. membentuk anyaman rapat dan tebal. Akar tanaman kelapa sawit dapat menembus hingga kedalaman 8 meter didalam tanah, pabila  aerasi dan drainase cukup baik, sedangkan yang tumbuh ke samping biasanya mencapai radius 16 m. Kedalaman akar menembus tanah tergantung pada umur tanaman, genetik, sistem pemeliharaan, dan aerasi tanah.

2. Bentuk Morfologi Batang Kelapa Sawit
Kelapa sawit tanaman yang memiliki biji keping satu. Pada umumnya batang kelapa sawit tidak tumbuh bercabang dan tidak berkambium dan, kecuali pada tanaman yang tumbuh abnormal. Denhan ciri-ciri tersebut kelapa sawit disebut tumbuhan monokotil. Batang kelapa sawit tumbuh tegak lurus (phototropi) dan dikelilingi pelepah daun. Batang bagian bawah pada umumnya lebih besar disbanding batang bagian atasnya. Batang kelapa sawit masih belum dapat terlihat karena masih terbungkus oleh pelepah daun sampai tanaman berusia 3 tahun. Tinggi batang kelapa sawit bertambah pada kisaran 45 cm Setiap tahun. tergantung umur tanaman, ketersediaan hara, keadaan tanah, iklim, dan genetik tanaman. Tinggi tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan maksimum mencapai 15–18 m, sedangkan kelapa sawit liar tingginya dapat mencapai 30 m.Cabang

Baca juga:
Peranan Kelapa Sawit Dalam Perekonomian Indonesia

Klasifukasi Dan Morfologi Kelapa Sawit
Pembibitan Pre Nursery Kelapa Sawit
Perawatan Kecambah Kelapa Sawit
Perawatan Pembibitan Kelapa Sawit Main Nursery
Pembibitan Main Nursery Pada Kelapa Sawit

3. Bentuk Morfologi Daun Kelapa Sawit
Daun kelapa sawit membentuk satu pelepah yang tersusun majemuk menyirip dan panjangnya 7,0 – 9,0 m, jumlah daun setiap pelepah sekitar 250–400 helai. Dalam setiap pohon kelapa sawit terdiri dari 40 – 50 yang dipelihara, sedangkan untuk kelapa sawit liar berjumlah kurang lebih 60 pelepah. Daun muda kelapa sawit yang masih kuncup berwarna kuning pucat, sedangkan daun kelapa sawit yang sudah tua berwarna hijau tua dan segar. Tanaman kelapa sawit yang sudah tua membentuk 2–3 pelepah daun setiap bulannya, sedangkan tanaman muda 4–5 daun setiap bulan. Akan tetapi produksi daun dipengaruhi oleh faktor umur, lingkungan genetik, dan iklim.
Produktifitas hasil sangat dipengaruhi oleh luas daun. Karena apabila jumlah daun yang banyak maka proses fotosintesis akan berjalan dengan baik, namun luas permukaan daun yang terlalu berlebihan justru akan membuat laju transpirasi tanaman meningkat. Daun yang terlalu lebar akan mengakibatkan pemborosan fotosintat pada fase vegetatif daun, dan mengakibatkan penurunan produktivitas buah kelapa sawit. Luas permukaan daun opotimal untuk Proses fotosintesis mencapai 11 m2. Luas daun tanaman kelapa sawit dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
A = P . L . k
Keterangan :
A = Luas daun (cm2),
P = Panjang daun (cm),
L = Lebar daun (cm), 
k = konstanta; 
(a) 0,57 untuk kuncup (lanset) pada pre nursery, 
(b) 0,51 untuk daun yang telah membelah (bifourcate).m.

4. Bentuk Morfologi Bunga Kelapa Sawit
kelapa sawit terdiri dua kelamin yang terpisah antara jantan dan betina. Pada bunga jantan memiliki tampilan yang mengerucut, panjang dan lancip. Untuk bunga betina sendiri memiliki bentuk bunga lebih mekar dan besar. Waktu pematangan antara bunga jantan dan bunga betina berbeda. Halini yang menyebabkan penyerbukan sediri terjadi pada bunga kelapa sawit. Bunga akan muncul pada ketiak pelepah. 

5. Bentuk Morfologi Buah Kelapa Sawit
Buah tanaman kelapa sawit memeliki beraneka ragam warna seperti warna ungu, hitam, merah, sesuai jenis bibit yang ditanam. Buah kelapa sawit sendiri sersusun dalam satu tandan yang berat dalam satu tandan dapat mencapai 50 Kg. dari  bunga muncul di ketiak pelepah sampai siap dipanen memerlukan waktu 6 bulan dan melalui beberapa tahapan dimualai dari kuncup, bunga cengkeh, buah biji kopi, cengkir,. Lebih detailnya akan dibahas pada artikel berikutnya.