Dosis Pupuk Kelapa Sawit TM Dan TBM Yang Tepat
Dalam budidaya kelapa sawit kita juga harus
memperhatikan dosis kususnya pupuk sawit itu sendiri. Dosis pemupukan kelapa
sawit sangat direkomendasikan untuk mencari yang paling optimum. Dosis
pemupukan yang tepat pula akan memberikan cost yang optimum pula. Pada dasarnya
pupuk untuk kelapa sawit tidak berbeda jauh dengan tanaman yang lain. Yang dipelukan
sama yaitu unsur hara makri dan unsur hara mikro. Dalam meningkatkan produksi
juga tidak ada pupuk buah kelapasawit, melainkan menggunakan borat (Bo). Ada
banyak cara yang digunakan untuk menentukan dosis pupuk kelapa sawit. Mari kita
simak artikel selanjutnya.
Dosis rekomendasi untuk pemupukan kelapa
sawit diperoleh setelah dilakukan kegiatan pengambilan kesatuan contoh daun
atau Leaf Sampling Unit (LSU). Contoh daun yang diperoleh dari LSU kemudian
dikeringkan dan dikirim ke laboratorium untuk menganalisis jumlah kandungan
setiap unsur hara yang terdapat dalam daun. Dari data kandungan unsur hara
tersebut maka dapat diketahui unsur hara apa saja yang kurang dan perlu
ditambah agar produksi dapat maksimal. Jumlah unsur hara yang terkandung
didalam daun tersebut kemudian dibandingkan dengan kebutuhan tanaman kelapa
sawit. Misalnya, kandungan unsur N pada daun berada dalam keadaan kritis maka
kita tambah N sesuai kebutuhan.
Jumlah realisasi
pemupukan di perkebunan lebih banyak daripada jumlah rekomendasi, ini
disebabkan karena kebijakan kebun agar semua pupuk yang ada di gudang
diaplikasikan tanpa terkecuali. Hal ini menunjukkan bahwa semua jenis pupuk
yang direkomendasikan oleh Departemen Riset telah diaplikasikan, sehingga
pemupukan di perkebunan ini telah memenuhi kaidah tepat jenis. Akan tetapi
untuk metode yang di jabarkan diatas biasanya dignakan untuk perusahaan yang
besar dan memiliki standar kualitas yang tinggi.
Kebutuhan pupuk sawit setiap lokasi
berbeda-beda tergantung dari kondisi topografi lokasi tersebut. Pengeceran
adalah salah satu kunci untuk mendapatkan dosis pupuk kelapa sawit yang sesuai
dengan rekomendasi. Pengamatan ketepatan dosis eceran dilakukan karena
pemupukan di kebun tidak menggunakan sistem untilan. Eceran yang digunakan tetap
menggunakan karung 50 kg. Pengamatan yang dilakukan dengan mengamati jumlah
tanaman sawit pada 15 pasar pikul atau dua jalur tanaman sampai dengan jalan
kontrol dan diambil secara acak. Pengeceran yang dilakukan di perkebunan kelapa
sawit ini sudah sangat baik. Namun, masih perlu perhatian pada saat pengeceran
di areal yang berparit, karena ada atau tidaknya akses akan sangat mempengaruhi
ketepatan pengeceran. Oleh karena itu, untuk mendapatkan ketepatan dosis pupuk yang
optimal sebaiknya pemupukan dilakukan dengan sistem untilan (Pahan, 2007).
Pengamatan ketepatan dosis taburan pupuk Urea dilakukan oleh karyawan dengan
menggunakan mangkuk atau cepuk yang terbuat dari stainless dan sudah
dikalibrasi terhadap setiap jenis pupuk, sehingga terdapat standarisasi takaran
penaburan. Hal ini ditujukan untuk meminimalisir kekurangan maupun kelebihan
dosis dalam penaburan pupuk. sehingga untuk dosis 1 kg per tanaman dibutuhkan
pupuk sebanyak dua cepuk. Apabila dalam penaburan pupuk kurang dari dua cepuk
maka terjadi kekurangan dosis, sebaliknya jika taburan melebihi dua cepuk maka
terjadi kelebihan dosis pemupukan. Prinsip utama dalam penaburan (aplikasi)
pupuk yaitu pemberian pupuk pada setiap pokok harus sesuai dosis yang
ditentukan dalam buku rekomendasi pemupukan, dosis tersebut merupakan hasil
analisis daun dan analisis produksi. Oleh karena itu, ketepatan dan ketelitian
aplikasi pupuk harus menjadi pedoman dalam pelaksanaan pemupukan.
Untuk diperkebunan rakyat sendiri kita hanya
bias mengira menggunakan indera secara visual. Mana yang paling mendekati
ambang defisiensi pupuk tersebut lah yang di perbanyak jumlah pupuknya, untuk
dapat memahami gejala kekurangan setiap berbagai pupuk silahkan baca link di
bawah ini:
jenis pupuk untuk kelapa sawit
waktu pemupukan kelapa sawit
cara pemupukan kelapa sawit
Berikut table yang bias digunakan sebagai
rujukan untuk pemupukan kelapa sawi pada kondisi tanah tertentu
1. Dosis dan Jenis Pupuk Kelapa Sawit Belum
Menghasilkan (TBM) di Tanah Aluvial (Hidromorfik)
Umur tanaman
(bulan)
|
ZA*
|
RP**
|
MOP***
|
Kieserit*
|
HGF-Borate
|
0
|
-
|
0.25
|
-
|
-
|
-
|
1
|
0.10
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3
|
0.25
|
-
|
0.15
|
0.10
|
-
|
5
|
0.25
|
0.50
|
0.15
|
0.10
|
-
|
8
|
0.25
|
-
|
0.25
|
0.25
|
0.02
|
12
|
0.25
|
0.50
|
0.25
|
0.25
|
-
|
13
|
0.50
|
-
|
0.50
|
0.50
|
0.03
|
20
|
0.50
|
0.50
|
0.50
|
0.50
|
-
|
24
|
0.50
|
-
|
0.50
|
0.50
|
0.05
|
28
|
0.75
|
0.75
|
0.75
|
0.75
|
-
|
32
|
0.75
|
-
|
0.75
|
0.75
|
-
|
Jumlah
|
4.10
|
2.50
|
3.80
|
3.70
|
0.10
|
2. Dosis dan Jenis Pupuk Kelapa Sawit Belum
Menghasilkan (TBM) di Tanah Podsolik
Umur tanaman
(bulan)
|
ZA*
|
RP**
|
MOP***
|
Kieserit*
|
HGF-Borate
|
0
|
-
|
0.50
|
-
|
-
|
-
|
1
|
0.10
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3
|
0.25
|
-
|
0.15
|
0.10
|
-
|
5
|
0.25
|
0.50
|
0.15
|
0.10
|
-
|
8
|
0.25
|
-
|
0.35
|
0.25
|
0.02
|
12
|
0.50
|
0.75
|
0.35
|
0.25
|
-
|
13
|
0.50
|
-
|
0.50
|
0.50
|
0.03
|
20
|
0.50
|
1.00
|
0.50
|
0.50
|
-
|
24
|
0.50
|
-
|
0.75
|
0.50
|
0.05
|
28
|
0.75
|
1.00
|
0.75
|
0.75
|
-
|
32
|
0.75
|
-
|
1.00
|
0.75
|
-
|
Jumlah
|
4.35
|
3.75
|
4.50
|
3.70
|
0.10
|
3. Dosis dan Jenis Pupuk Kelapa Sawit Belum
Menghasilkan (TBM) di Tanah Aluvial (Hidromorfik)
Umur tanaman
(bulan)
|
ZA*
|
RP**
|
MOP***
|
Kieserit*
|
HGF-Borate
|
0
|
-
|
0.25
|
-
|
-
|
-
|
1
|
0.10
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3
|
0.25
|
-
|
0.15
|
0.10
|
-
|
5
|
0.25
|
0.50
|
0.15
|
0.10
|
-
|
8
|
0.25
|
-
|
0.25
|
0.25
|
0.02
|
12
|
0.25
|
0.50
|
0.25
|
0.25
|
-
|
13
|
0.50
|
-
|
0.50
|
0.50
|
0.03
|
20
|
0.50
|
0.50
|
0.50
|
0.50
|
-
|
24
|
0.50
|
-
|
0.50
|
0.50
|
0.05
|
28
|
0.75
|
0.75
|
0.75
|
0.75
|
-
|
32
|
0.75
|
-
|
0.75
|
0.75
|
-
|
Jumlah
|
4.10
|
2.50
|
3.80
|
3.70
|
0.10
|
1. Dosis dan Jenis Pupuk Tanaman Kelapa Sawit
Menghasilkan (TM) di Tanah Mineral (bukan gambut)
Umur tanaman (tahun)
|
Urea
|
SP-36*
|
MOP
|
Kieserit
|
Jumlah
|
3 – 8
|
2.00
|
1.50
|
1.50
|
1.00
|
6.00
|
9 – 13
|
2.75
|
2.25
|
2.25
|
1.50
|
8.75
|
14 – 20
|
2.50
|
2.00
|
2.00
|
1.50
|
7.75
|
21 – 25
|
1.75
|
1.25
|
1.25
|
1.00
|
5.25
|
2. Dosis dan Jenis Pupuk Kelapa Sawit Belum
Menghasilkan (TBM) di Tanah Entisol
Umur tanaman
(bulan)
|
ZA*
|
RP**
|
MOP***
|
Kieserit*
|
HGF-Borate
|
0
|
-
|
0.25
|
-
|
-
|
-
|
1
|
0.15
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3
|
0.25
|
-
|
0.15
|
0.15
|
-
|
5
|
0.50
|
-
|
0.15
|
0.25
|
-
|
8
|
0.50
|
0.75
|
0.35
|
0.35
|
0.02
|
12
|
0.50
|
-
|
0.35
|
0.35
|
-
|
14
|
0.50
|
-
|
0.35
|
0.35
|
-
|
17
|
0.50
|
1.50
|
0.35
|
0.35
|
0.03
|
20
|
0.50
|
-
|
0.50
|
0.50
|
-
|
24
|
0.50
|
-
|
0.50
|
0.50
|
0.05
|
28
|
0.50
|
2.00
|
0.75
|
0.50
|
-
|
32
|
0.75
|
-
|
1.00
|
0.75
|
-
|
Jumlah
|
5.15
|
4.50
|
4.45
|
3.70
|
0.10
|
3. Dosis dan Jenis Pupuk Tanaman Kelapa Sawit
Menghasilka1 (TM) di Tanah Gambut
Umur tanaman
(tahun)
|
Urea
|
SP-36*
|
MOP
|
Kieserit
|
Jumlah
|
3 – 8
|
2.00
|
1.75
|
1.50
|
1.50
|
6.75
|
9 – 13
|
2.50
|
2.75
|
2.25
|
2.00
|
9.50
|
14 – 20
|
1.50
|
2.25
|
2.00
|
2.00
|
8.00
|
21 – 25
|
1.50
|
1.50
|
1.25
|
1.5
|
5.75
|
Sumber : Darmosarkoro, W., E.S. Sutarta dan
Winarna. 2003. Teknologi pemupukan tanaman kelapa sawit. Dalam Lahan dan Pemupukan
Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Hal:113-134.