CIRI-CIRI TANAMAN KEKURANGAN UNSUR HARA TEMBAGA (Cu)

Ciri-ciri tanaman kekurangan tembaga – unsur hara tembaga merupakan unsur hara yang juga dibutukan untuk tumbuh dan berkambang oleh tanaman. Maka setiap kita menanam suatu tanaman kita harus memperhatikan unsur hara tembaga juga. Di artikel kali ini kita akan membahas tentang tembaga yang digunakan untuk tanaman dan gejala kekurangan tembaga pada tanaman, kenyebab tanaman kekurangan tembaga, cara mencegah tanaman kekeurangan unsur hara tembaga, dan mencegah tanaman kekurangan unsur hara tembaga.

A. Peranan Tembaga
Tembaga (Cu) diserap tanaman dalam bentuk ion Cu3+. Peranan Tembaga (Cu) bersama-sama dengan Besi bagi tanaman adalah sebagai pendorong proses pembentukan klorofil daun dan sebagai komponen dalam pembentukan enzim tanaman yang berperan pada proses perombakan karbohidrat dan metabolisme Nitrogen. Cu juga sebagai aktifator enzim dalam proses penyimpanan cadangan makanan

B. Gejala Defisiensi Tembaga (Peat Yellows)
Kelainan Peat Yellows banyak dijumpai pada tanah gambut sebagai akibat dari defisiensi dan ketidakseimbangan hara Cu. Selain itu terjadi juga pada tanah-tanah berpasir. Gejala awal ditandai dengan adanya perubahan warna hijau pucat ke kuning keputihan pada lembaran anak daun yang telah menunjukkan garis-garis klorosis pada daun muda yang sudah terbuka penuh. Garis-garis klorosis berkembang dari pinggiran daun kira-kira 5-8 cm. Tulang daun pada lembaran daun terlihat sangat kontras terhadap garis-garis klorosis yang disebabkan oleh pembentukan klorofil yang lebih banyak pada jaringan daun yang lebih dekat ke tulang daun (mid rib). Pada tahap berikutnya bintik-bintik kuning kadang-kadang berkembang di dalam garis-garis klorosis dan menghasilkan warna kuning. Pelepah daun yang terkena gejala ini memendek, warna daun berubah menjadi orange pucat dan daun akhirnya akan kering dan mati. Pada tanaman di pembibitan yang mengalami defisiensi Cu terlihat sangat kerdil. Gejala awal adalah terjadinya klorosis pada daun muda yang sudah terbuka dan warna anak daun yang menderita defisiensi Cu berubah menjadi kuning yang dimulai dari ujung daun dan diikuti dengan gejala nekrosis dan akhirnya kering.

C. Penyebab Defisiensi Tembaga
Kadar K tanah rendah (< 0,15 cmol/kg).
Kadar Cu tanah rendah (< 5 mg/g) sedangkan kadar Cu daun rendah (< 3 μg/g), daun yang sehat          berkadar Cu antara 5-8 μg/g.
Pemupukan Mg diberikan dalam dosis yang cukup tinggi.
Pelepasan N yang cukup tinggi sebagai hasil mineralisasi bahan organik pada tanah gambut                karena membaiknya sistem drainase.
Pemupukan N dengan dosis yang cukup tinggi.
Pemupukan P yang cukup tinggi tanpa pemberian K yang mencukupi.
Seiring dengan meningkatnya pH tanah ketersediaan Cu akan menurun. Jika pH tanah dibawah          4,5 jumlah Cu terlarut sangat banyak, sehingga menjadi racun. 
Pada tanah yang berpasir, berkapur dan gambut sering terjadi kekurangan Cu (karena Cu terikat           sangat kuat).

D. Pencegahan Defisiensi Tembaga

Pemupukan N dan P yang berlebihan akan memperberat terjadinya defisiensi Cu. Sebaliknya KCl dapat memperbaiki serapan Cu.

E. Perlakuan Pada Tanaman Defisiensi Tembaga

  • Bibitan kelapa sawit yang menderita gejala defisiensi Cu akan efektif jika disemprot dengan cairan 200 μg Cu/ml yang dibuat dengan cara melarutkan bahan 100 g CuSO4 dalam 200 lt air. 
  • Pada tanah mineral, defesiensi Cu dapat dikoreksi dengan penambahan 40 g CuSO4/tanaman. Pada tanah gambut, pemberian Cu melalui akar tidak efisien karena Cu dalam bentuk CuSO4 akan segera mengalami proses immobilisasi dalam tanah. 
  • Salah satu cara yang dapat dilaksanakan adalah pemupukan dengan 20-25 g CuSO4/ pokok yang dimasukkan ke dalam bola-bola tanah lumpur (mud balls) yang dapat dengan mudah dibuat dan murah. Cu di dalam mud balls akan dilepas ke dalam tanah secara pelan-pelan (slow release) selama bertahun-tahun.