PENENTUAN NILAI PARAMETER LINGKUNGAN DAN PERPINDAHAN KALOR DARI LUAR KEDALAM BANGUNAN PERTANIAN
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Lingkungan
Bangunan Pertanian adalah salah satu metode pembelajaran untuk mempelajari
bangunan-bangunan pertanian yang fungsinya untuk menjaga atau meningkatkan
produksi pertanian dari hal kualitas maupun kuantitas. Bidang pertanian
memiliki arti yang luas, mencakup pertanian dalam bercocok tanam, berkebun,
usaha konservasi kehutanan, perikanan, hingga usaha perternakan. Dari berbagai
bidang yang dicakup oleh pertanian sudah dapat ditebak memiliki banyak
tipe-tipe bangunan pertanian sesuai dengan penggunaannya, bahkan dari
keseluruhan bidang tersebut, tipe bangunan satu dengan yang lain itu berbeda. Pada
praktikum Lingkungan Bangunan pertanian mahasiswa dituntut mengetahui karakteristik
pengkondisian udara seperti dry bulb temperature, wet bulb temperature, relative humidity, humidity
ratio, enthalpy, specific volume, dan
lain sebagainya yang terangkum dalam diagram psychometric. Pada
praktikum kali ini mempelajari pengaruh insulasi terhadap perpindahan kalor
bangunan pertanian.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari
praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui
bagaimana cara menentukan nilai parameter Lingkungan Bangunan Pertanian
menggunakan Psychrometri Chart.
2. Mengamati
perpindahan panas pada insulasi bangunan pertanian.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Psikometrik
Psikometrik merupakan suatu bahasan tentang sifat-sifat campuran udara
dengan uap air, dan ini mempunyai arti yang sangat penting dalam pengkondisian
udara karena udara pada atmosfir merupakan percampuran antara udara dan uap
air, jadi tidak benar-benar kering. Kandungan uap air dalam udara pada untuk
suatu keperluan harus dibuang atau malah ditambahkan. Pada bagan psikometrik ada dua hal yang penting, yaitu penguasaan akan
dasar-dasar bagan dan kemampuan menentukan sifat-sifat pada kelompok-kelompok
keadaan lain, misalnya tekanan barometrik yang tidak standar. Untuk memahami proses-proses yang terjadi pada karta psikometrik perlu
adanya pemahaman tentang hukum Dalton dan sifat-sifat yang ada dalam karta
psikometrik, antara lain :
1.
Temperatur
bola kering.
Temperatur bola kering
merupakan temperatur yang terbaca pada termometer sensor kering dan terbuka,
namun penunjukan dari temperatur ini tidak tepat karena adanya pengaruh radiasi
panas.
2.
Temperatur
bola basah.
Temperatur bola basah merupakan temperatur yang terbaca pada termometer
dengan sensor yang dibalut dengan kain basah. Untuk mengukur temperatur ini diperlukan aliran udara sekurangnya adalah 5 m/s. Temperatur
bola basah sering disebut dengan temperatur jenuh adiabatik.
3.
Titik embun.
Titik embun adalah temperatur air pada keadaan
dimana tekanan uapnya sama dengan tekanan uap air dari udara. Jadi pada
temperatur tersebut uap air dalam udara mulai mengembun dan hal tersebut
terjadi apabila udara lembab didinginkan. Pada tekanan yang berbeda titik embun uap air akan berbeda, semakin
besar tekanannya maka titik embunnya semakin besar.
4.
Kelembaban
relatif.
Kelembaban relatif didefinisikan sebagai
perbandingan fraksi molekul uap air di dalam udara basah terhadap fraksi
molekul uap air jenuh pada suhu dan tekanan yang sama, atau perbandingan antara
tekanan persial uap air yang ada di dalam udara dengan tekanan jenuh uap air
yang ada pada temperatur yang sama. Kelembaban relatif dapat dikatakan sebagai
kemampuan udara untuk menerima kandungan uap air, jadi semakin besar RH semakin
kecil kemampuan udara tersebut untuk menyerap uap air.
5.
Kelembaban
spesifik (rasio kelembaban)
Kelembaban spesifik (w) adalah berat atau massa air yang terkandung didalam setiap
kilogram udara kering, atau perbandingan antara massa uap air dengan massa
udara kering yang ada didalam atmosfir.
6.
Entalpi.
Entalpi merupakan energi kalor yang dimiliki
oleh suatu zat pada temperatur tertentu, atau jumlah energi kalor yang
diperlukan untuk memanaskan 1 kg udara kering dan x kg air ( dalam fasa cair )
dari 0oC sampai mencapai t oC dan menguapkannya menjadi
uap air ( fasa gas).
- Volume spesifik.
Volume spesifik merupakan volume udara campuran
dengan satuan meter-kubik per kilogram udara kering.
2.2. Proses Udara
Thermal
Proses udara yang terjadi
dalam karta psikometrik adalah :
- Proses pemanasan (Heating).
- Proses pendinginan (Cooling).
- Proses pelembaban (humidifikasi).
- Proses penurunan kelembaban (dehumidifikasi).
- Proses pemanasan dan pelembaban (Heating dan humidifikasi).
- Proses pemanasan dan penurunan kelembaban (Heating dan dehumidifikasi).
- Proses pendinginan dan pelembaban (Cooling dan humidifikasi).
- Proses pendinginan dan penurunan kelembaban (Cooling dan dehumidifikasi).
a.
Proses pemanasan (Heating).
Proses pemanasan adalah proses
penambahan kalor sensibel ke udara sehingga temperatur udara tersebut naik.
Proses ini hanya disebabkan oleh perubahan temperatur bola kering udara tanpa
perubahan rasio kelembaban. Garis proses pada karta psikometrik adalah garis horizontal ke arah kanan.
b.
Proses pendinginan (Cooling).
Proses pendinginan adalah proses pengambilan kalor sensibel dari udara
sehingga temperatur udara tersebut mengalami penurunan. Proses ini hanya
disebabkan oleh perubahan temperatur bola kering udara tanpa perubahan rasio
kelembaban. Garis proses pada karta psikometrik
adalah garis horizontal ke arah kiri.
c.
Proses pelembaban (humidifikasi).
Proses pelembaban adalah proses penambahan kandungan uap air ke udara
sehingga terjadi kenaikan entalpi dan ratio kelembaban. Pada proses ini terjadi perubahan kalor laten tanpa disertai perubahan kalor sensibel . Garis
proses pada karta psikometrik adalah
garis vertikal ke arah atas. Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air
di udara yang dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi
(relatif) maupun defisit tekanan uap air. Kelembaban nisbi membandingkan antara kandungan/tekanan uap air aktual
dengan keadaan jenuhnya atau apda kapasitas udara untuk menampung uap air. Kapasitas udara untuk menampung uap air (pada keadaan jenuh) tergantung
pada suhu udara.
d. Proses penurunan kelembaban (dehumidifikasi).
Proses penurunan kelembaban
adalah proses pengurangan kandungan uap
air ke udara sehingga terjadi penurunan entalpi dan ratio kelembaban. Pada
proses ini terjadi perubahan kalor laten tanpa disertai perubahan kalor
sensibel. Garis proses pada karta psikometrik
adalah garis vertikal ke arah bawah.
e. Proses pemanasan dan pelembaban (Heating dan humidifikasi).
Pada proses ini udara
dipanaskan disertai dengan penambahan uap air, yaitu dengan mengalirkan udara
melewati ruangan semburan air atau uap yang temperaturnya lebih tinggi dari
temperatur udara, sehingga didapatkan peningkatan kalor sensibel dan kalor laten secara bersamaan. Pada proses ini terjadi
kenaikan rasio kelembaban, entalpi, Tdb, Twb dan kelembaban relatif.
f. Proses pemanasan dan penurunan kelembaban (Heating
dan dehumidifikasi)
Pada proses ini udara
mengalami pendinginan dahulu sampai temperaturnya dibawah titik embun udara,
pada temperatur ini udara mengalami pengembunan sehingga kandungan uap air akan
berkurang, kemudian udara dilewatkan melalui koil pemanas sehingga temperatur
udara akan meningkat. Proses ini terjadi pada alat pengering udara
(dehumidifier). Pada proses ini terjadi penurunan rasio kelembaban, entalpi, Twb, entalpi dan
kelembaban relatif tetapi terjadi peningkatan Tdb. Garis proses pada karta
psikometrik adalah garis kearah kanan
bawah.
g. Proses pendinginan dan pelembaban (Cooling dan humidifikasi)
Proses ini dilakukan dengan
melewatkan udara pada ruangan semburan air yang temperaturnya lebih rendah dari
temperatur udara, tetapi lebih tinggi dari titik embun udara sehingga temperatur akan mengalami penurunan dan rasio kelembaban
akan mengalami peningkatan.
h. Proses pendinginan dan penurunan kelembaban
(Cooling dan
dehumidifikasi).
Proses ini dilakukan dengan cara melewatkan udara pada koil pendingin atau
ruangan semburan air dimana temperaturnya lebih rendah dari temperatur udara
sehingga terjadi penurunan kalor laten dan kalor sensibel.
1.
Siklus Kompresi Uap
Siklus kompresi uap merupakan
salah satu siklus yang digunakan dalam proses pendinginan, siklus kompresi uap
memerlukan beberapa komponen utama agar siklus ini dapat bekerja dengan baik
seperti kompresor, kondensor, katup ekspansi, dan evaporator
2 Proses Evaporasi
Pada tahap ini terjadi
pertukaran kalor di evaporator, dimana kalor dari lingkungan atau media yang
didinginkan diserap oleh refrigerant cair dalam evaporator sehingga refrigerant
cair yang berasal dari katup ekspansi yang bertekanan dan bertemperatur rendah berubah fasa dari fasa cair menjadi
uap yang mempunyai tekanan dan
temperatur tinggi. Maka besar
kalor yang diserap oleh refrigerant adalah :
Qc = mº ( h2 – h1 ) ………………………( 3 )
Dimana :
Qc = Banyaknya kalor yang diserap di evaporator
per satuan waktu
( kj/s).
mº
=
Laju aliran massa refrigerant ( kg/s).
h2
– h1 = Efek refrigerasi (kj/kg).
Proses pendinginan evaporative atau secara teknik
disebut dengan proses pendinginan adiabatik yang terjadi pada sebuah peralatan
air washer adalah suatu proses pengkondisian udara yang dilakukan
denganmembiarkan kontak langsung antara udara dengan air, sehingga terjadi
perpindahan panas dan perpindahan massa antara keduanya. Temperatur bola kering
udara akan menurun dalam proses ini, dan panas sensibel yang dilepaskan
digunakan untuk menguapkan sebagian butiran air. Apabila selang waktu kontak
air dan udara mencukupi, maka udara akan mencapai kondisi saturasi. Ketika
kondisi equilibrium tercapai, temperatur air turun hingga sama dengan
temperatur bola basah udara. Secara umum akan diperoleh bahwa temperatur bola
basah udara sebelum dan sesudah proses adalah sama karena proses semacam ini
terjadi di sepanjang garis bola basah yang konstan.
3 Proses Kompresi
Tahap ini terjadi di kompresor dimana refrigerant yang berfasa uap
dengan temperatur dan tekanan rendah
dikompresi secara isentropic sehingga temperatur dan tekanannya menjadi tinggi,
besar kapasitas pemanasan dapat ditulis dengan persamaan :
Qw = mº ( h3 – h2 ) ………………………( 4 )
Dimana :
Qw = Kapasitas pemanasan ( kj/s).
mº = Laju aliran massa refrigerant ( kg/s).
h3
– h2 = Kerja kompresi (kj/kg).
4 Proses
Kondensasi
Tahap ini terjadi di dalam kondensor, dimana panas dari refrigerant yang berfasa uap dari kompresor
dibuang ke lingkungan sehingga refrigerant tersebut mengalami kondensasi. Pada
tahap ini terjadi perubahan fasa dari dari fasa uap superheat menjadi fasa cair
jenuh, pada fasa cair jenuh ini tekanan dan temperaturnya masih tinggi.
Besarnya kalor yang dilepaskan di kondensor adalah:
qc = h3 – h4……………………….………(
5 )
Dimana :
qc =
Kalor yang dilepas di kondensor (kj/kg)
h3 = Entalpi refrigerant yang keluar dari
kompresor (kj/kg)
h4 = Entalpi refrigerant cair jenuh (kj/kg)
5.
Proses Ekspansi
Tahap ini terjadi di katup
ekspansi dimana refrigerant diturunkan tekanannya yang diikuti dengan turunnya
temperatur isentalphi.
III.
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada
penelitian ini adalah.
Alat tulis
Grinhouse
RH meter
3.3 ProsedurPercobaan
Langkah
kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah:
1.
Menyiapkan alat tulis
2.
Menentukan lokasi praktikum yaitu laboratorium
DAMP dan rumah plastik.
3.
Mengamati dan mencatat parameter yang ada
pada masing-masing green house berupa suhu dan RH.
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Dari pengamatan yang
telah dilakukan,didapatkan hasil sebagai berikut:
1 . rumah plastik
Diketahui: To= 32,3o c Ti = 33,4 %
Rho = 41% Rhin=
43,9 %
Ts0
= 34,2o c Tsi
= 40,6o c
Panjang = 390 cm
Lebar = 155 cm
Dimana nilai k PVC= 0,044 w/mK
a).Gradient
perubahan suhu pada material bangunan.
Lapisan
|
R (MK/W)
|
% Unit R total
|
Diff temp
|
T
|
1.Lap udara luar
|
0,044
|
38,39
|
1,689
|
34,3=34,2
|
2.PVC
|
2,7 x 10-3
|
38,39
|
0,103
|
36
|
3.Lap udara dalam
|
0,12
|
38,39
|
4,60
|
40,6
|
Total
|
0,1667
|
|
|
|
R
PVC
=
=2,7
x 10-3
Unit
R total =
=
=
38,39
b)
perpindahan kalor
Q = U X A X
=
40,6 – 34,2 = 6,4 K
A
= P X L = 3,9 m X 1,55 M = 6,045 M2
U=
1/ Rtot = 1/ 0,044 + 1,2 x10-4 / 0,044+1/0,12 =31,063
Q
= 31,063 x 6,045 x 6,4 = 1201,765 watt.
c)
parameter lingkungan menggunakan psycometri
udara
luar :
RH=41%
Tbk=
32,3 0C
HR=
0,0133
Tbb
= 21,5 0C
H=
66,9 kj/kg
Vs
= 0,97 m3 /kg
Tdp
= 17,1
2).
Dik:
To
= 32 oc RH= 53,5% Ti =31,8 0c Rh= 57% d=1,25cm
D
bata =11 cm
Lap
udara luar = 0,044 w/m2k
Plesteran
dalam = 0,87 w/mk
Plesteran
dalam = 0,70 w/mk
Bata
merah = 0,44 w/mk
Lap.udara
dalam = 0,12 w/m2k
Panjang
= 100 cm
Lebar
= 78 cm
a) Gradien
perubahan suhu
Lapisan
|
R( w/m2k)
|
Unit R tot
|
Diff temp
|
T
|
Lap udara luar
|
0,044
|
8,518
|
0,374
|
32,63=32,8
|
Plesteran luar
|
0,0143
|
8,518
|
0,1218
|
32,26
|
Bata merah
|
0,25
|
8,518
|
2,1295
|
32,144
|
Plesteran dalam
|
0,0178
|
8,518
|
0,1516
|
30,022
|
Lap udara dalam
|
0,12
|
8,518
|
1,02216
|
29
|
total
|
0,4461
|
|
|
|
R
plasteranluar = d/k = 0,0125/0,70 = 0,0178
R
bata merah = d/k = 0,11 /0,44 = 0,25
Rplesteran
dalam = d/k = 0,0125/0,70 =0,0178
Unit
Rtot =
T / tot = 29-32,8 / 0,4461 = 8,518
b) Perpindahan kalor
Q
= U X A X
=
29-32,8 = 3,8
A=
1m X 0,78 m = 0,78 m2
U=
1/ Rtot = 1/ 0,044 + 0,0125/0,87 + 0,11/ 0,411 + 0,0125/0,70 + 1/0,12
=
31,342
Q=
31,342 x 0,78 x 3,8
=
92,897 watt
c) Parameter
lingkungan
Udara
luar :
Tbk
= 320c
Rh
=53,5%
HR=
0,175
Tbb
= 240c
H=77
kj/kg
Vs=0,976
m3/kg
Tdp=21,1
Udara
dalam:
Tbk
= 31,80c
Rh
= 57%
HR=
0,183
Tbb
=24,20c
H=78
kj/kg
Vs=
0,976 m3/kg
Tdp
= 22,2
V.
KESIMPULAN
Dari pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa:
Kesimpulan = laju perpindahan panas pada rumah plastik lebih besar dibanding dengan dinding gudang karena perbedaan suhu pada rumah plastik bagian dalam dan luar lebih besar dibandingkan perbedaan suhu dibagian dalam dan luar dinding gudang
DAFTAR
PUSTAKA
Rokhani, H. 2009. Pengendalian
Lingkungan Dalam Bangunan Pertanian. Departemen Teknik Mesin dan Biosistem,
Institut Pertanian Bogor.
Soegijanto. 1999. Bangunan di Indonesia dengan
Iklim Tropis Lembab Ditinjau Dari Aspek Fisika Lingkungan. Bandung:
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Stoecker, W.F and jones, J.W.
1989 . Refrigerasi dan Pengkondisian
Udara, edisi ke-2.Alih bahasa Ir.Supratman Hara. Jakarta : Erlangga.
Satwiko, P. 2004. Fisika Bangunan Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.