KLASIFUKASI DAN MORFOLOGI KELAPA SAWIT

klasifikasi dan morfilogi tanaman kelapa sawit Perlu diketahui untuk menentukan perlakuan-perlakuan yang tepat dalam pemeliharaan kelapa sawit baik di TBM maupun TM. Berikut ini merupaan penjelasan tentang klasifikasi tanaman kelapa sawit:

Klasifikasi
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom  : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi   : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas                : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas        : Arecidae
Ordo                 : Arecales
Famili              : Arecaceae (suku pinang-pinangan)
Genus              : Elaeis
Spesies            : Elaeis guineensis Jacq.

jenis kelapa sawit yang banyak dibudidayakan di Indonesi terdiri dari 3 farietas. yaitu farietas dura, tenera, dan vesipera. dari ketiga jenis tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri.  

Daun

Daun kelapa sawit tersusun majemuk menyirip membentuk satu pelepah yang panjangnya sekitar 7,0 - 9,0 m,  jumlah anak daun setiap pelepah berkisar antara 250-400 helai. Pada pohon kelapa sawit yang dipelihara, dalam satu batangnya terdapat 40 – 50  pelepah daun  atau atau disisakan 2 – 3   dihitung dari buah paling bawah untuk TM, sedangkan untuk kelapa sawit liar jumlahnya bisa mencapai 60 pelepah. Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat sedangkan daun tua berwarna hijau tua dan segar. Tanaman kelapa sawit tua membentuk 2 – 3  pelepah daun setiap bulannya, sedangkan tanaman muda menghasilkan 4 – 5  daun setiap bulannya. Produksi daun per-bulan dipengaruhi oleh faktor umur, lingkungan genetik, dan iklim.

                                                                struktur daun kelapa sawit

Luas permukaan daun sangat berpengaruh terhadap produktivitas hasil tanaman. Semakin luas permukaan daun maka produktivitas hasil tanaman akan semakin tinggi. Hal ini terjadi karena proses fotosintesis akan berjalan dengan baik pada jumlah daun yang banyak, namun luas permukaan daun yang melebihi titik optimal justru dapat menyebabkan laju transpirasi tanaman tinggi dan pemborosan fotosintat untuk pertumbuhan vegetatif daun, dan penurunan produktivitas hasil tanaman. Proses fotosintesis akan optimal jika luas permukaan daun mencapai 11 m2

Luas daun tanaman kelapa sawit dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

A = P . L . k
Keterangan :
A = Luas daun (cm2),
P = Panjang daun (cm),
L = Lebar daun (cm), 
k = konstanta; 
0,57 untuk daun belum membelah (lanset) pada pre nursery, 
0,51 untuk daun yang telah membelah (bifourcate).

Batang

Kelapa sawit tergolong tanaman monokotil yang memiliki biji keping satu oleh karena itu batang kelapa sawit tidak berkambium dan pada umumnya tidak tumbuh bercabang, kecuali pada tanaman yang tumbuh abnormal. Batang kelapa sawit tumbuh tegak lurus (phototropi) dan dibungkus oleh pelepah daun. Bagian bawah batang umumnya lebih besar dibanding bagian atasnya. Hingga umur tanaman tiga tahun, batang kelapa sawit masih belum dapat terlihat karena masih terbungkus oleh pelepah daun. Pada setiap lingkaran batang terdapat 8 tajuk yang melingkar.


Setiap tahun, tinggi batang kelapa sawit bertambah pada kisaran 45 cm tergantung umur tanaman, ketersediaan hara, keadaan tanah, iklim, dan genetik tanaman atau kita dapat menentukan umur tanaman berdasarkan jumlah pelepah yang berada dibawah buah pang bawah. Tinggi tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan maksimum mencapai 15 – 18 m, sedangkan kelapa sawit liar tingginya dapat mencapai 30 m. 

Akar
Kecambah kelapa sawit yang baru tumbuh memiliki akar tunggang, tetapi akar ini akan mati pada umur 2 minggu setelah penanaman di pembibitan pre-nursery dan akan segera digantikan oleh akar serabut. Akar serabut memiliki sedikit percabangan, membentuk anyaman rapat dan tebal. Sebagian akar serabut tumbuh lurus ke bawah dan sebagian tumbuh mendatar ke arah samping. Jika aerasi dan drainase cukup baik akar tanaman kelapa sawit dapat menembus hingga kedalaman 8 meter didalam tanah, sedangkan yang tumbuh ke samping biasanya mencapai radius 16 m. Kedalaman dan lebar akar tergantung umur tanaman, genetik, sistem pemeliharaan, dan aerasi tanah

Bunga
Tanaman kelapa sawit memiliki 2 jenis bunga yaitu bunga jantan dang bunga betina. Bunga jantan dan betina terpisah dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar. Yang menjadi buah pada tanaman kelapa sawit yaitu bunga betina.

Buah
Dihitung dari munculnya bunga yang masih terbungkus kelopak bunga(kuncup) buah sawit dapat dipanen setelah berumur selama 6 bulan. Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung varietas bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelepah daun. 
Buah terdiri dari tiga lapisan:

  1. Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
  2. Mesoskarp, serabut buah
  3. Endoskarp, cangkang pelindung inti
  4. Inti sawit merupakan endosperm dan embrio dengan kandungan minyak inti berkualitas tinggi.