IRIGASI TETES
Irigasi tetes termasuk salah satu
sistem irigasi permukaan (surface irrigation) dengan cara pemberian air di
antara jalur-jalur tanaman. Air
diberikan melalui jaringan-jaringan pipa di atas permukaan tanah yang dipasang
menurut jalur-jalur tanaman. Cara ini
tidak memerlukan pembuatan parit-parit atau selokan-selokan seperti pada sistem
irigasi lainnya, tetapi diperlukan peralatan khusus seperti pipa-pipa (utama,
sub-utama dan lateral), alat penetes, pompa air, saringan, katup-katup,
pengontrol tekanan dan umumnya dilengkapi dengan alat injektor pupuk.
Setiap tanaman secara langsung akan
menerima air irigasi melalui penetes yang dipasang pada pipa lateral dan
terletak di atas perakaran tanaman. Permukaan
tanah akan menerima air berupa tetesan-tetesan yang debitnya tergantung kepada
tekanan yang diberikan. Tekanan yang
diberikan umumnya rendah (1 sampai 3 atmosfer), dengan mengatur besarnya tekanan
sistem irigasi ini mampu memberikan jumlah serta kecepatan pemberian air yang
sesuai dengan kebutuhan tanaman. Efisiensi
pemakaian air dengan sistem irigasi tetes pada pertanaman sayuran dapat
mencapai antara 90-100 persen, bila dilaksanakan dengan cermat, terampil dan
beraturan (Sumarna, 1998).
KEUNTUNGAN IRIGASI TETES
Keuntungan
menggunakan teknologi irigasi tetes dibandingkan dengan penyiraman tanaman
secara manual (menggunakan selang atau gembor), antara lain adalah:
1. Peralatan
yang digunakan (khususnya pipa distribusi) sudah teruji tahan lama, tahan
terhadap segala cuaca, bahan kimia, tekanan dari dalam dan dari luar, dan anti
karat karena terbuat dari polyethylen.
2. Dapat
bekerja pada tekanan rendah, artinya tidak memerlukan tenaga mesin pompa yang
besar.
3. Sangat
efisien dalam penggunaan air, karena air dialirkan ke tanaman tetes demi tetes
dan dapat diatur sesuai kebutuhan tanaman dan dapat diusahakan menuju otomatiasis irigasi.
4. Dapat
mencegah kehilangan pupuk pada zona perakaran
karena tercuci (leaching).
5. Dapat
mengurangi resiko kerusakan tanaman akibat penyiraman, seperti tanaman
roboh/patah karena tertimpa slang, dan sebagainya
6. Kegiatan
budidaya tidak lagi tergantung pada musim, lahan dapat ditanami sepanjang tahun
sehingga indek penanaman meningkat.
7. Dapat
menekan pengunaan dan biaya tenaga kerja (Kasiran, 2006).
Efisiensi
pemakaian air dengan sistem irigasi tetes pada pertanaman sayuran dapat
mencapai antara 90-100 persen, bila dilaksanakan dengan cermat, terampil dan
beraturan (Sumarna, 1998). Penelitian
lainnya tentang irigasi tetes juga telah dilakukan dengan menggunakan emitter
jenis line sources berupa kain polyester dan menunjukkan hasil yang cukup
tinggi, yaitu dengan nilai keseragaman penyebaran sebesar 74,6% (Afriyana,
2012).