Kolam Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit
Pengolahan
Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit – Limbah cair yang dihasilkan dari proses pengolahan
tandan buah segar (TBS) kelapa sawit menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm
Kernel Oil (KPO) langsung dialirkan menuju ketempat pengolahan limbah.
Berdasarkan data yang didapat dari PT Perkebunan Mitra Ogan (2015), fungsi dari
setiap kolam pengolahan limbah pada pabrik kelapa sawit, yaitu:
1. Fat Pit
Limbah dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dialirkan
masuk kedalam fat pit. Kolam fat pit digunakan untuk menampung cairan – cairan
yang masih mengandung minyak yang berasal dari air kondensat dan stasiun
klarifikasi. Pada fat pit ini terjadi pemanasan dengan menggunakan steam dengan
suhu 60-80 oC. Pemanasan ini berguna untuk memudahkan dalam pemisahan minyak
dengan sludge, sebab pada fat pit ini masih memungkinkan untuk dilakukan
pengutipan minyak dengan menggunakan skimmer. Limbah cair dari fat pit ini lalu
dialirkan ke dalam kolam cooling pond yang berguna untuk mendinginkan limbah
yang dipanaskan (Wibisono, 2013).
2. Kolam Pendinginan
Limbah cair yang telah dikutip minyaknya pada
oil trap (fatpit) mempunyai karakteristik pH 4 – 4,5 dengan suhu 60 – 80 oC
sebelum limbah dialirkan ke kolam pengasaman (acidifaction pond) suhunya
diturunkan menjadi 40 – 45 oC agar bakteri mesophilik dapat berkembang dengan
baik.
Gambar 1. Cooling Pond pada PT Perkebunan Mitra
Ogan
Gambar 1 merupakan gambar pengambilan bahan
baku berupa air limbah kelapa sawit yang terletak di cooling pond. Pada Gambar
1, limbah cair yang telah dikutip minyaknya pada oil trap (fatpit) mempunyai karakteristik
pH 4 – 4,5 dengan suhu 60 – 80 oC sebelum limbah dialirkan ke kolam pengasaman
(acidifaction pond) suhunya diturunkan menjadi 40 – 45 oC agar bakteri
mesophilik dapat berkembang dengan baik. pendinginan penting dalam
mempersiapkan kondisi kehidupan bakteri
mesofilik. Dengan temperatur sekitar 38 0C maka bakteri akan berkembang dengan
baik, dengan lama penahan limbah
± 5 hari, bagian minyak yang terapung diatas
permukaan dikembalikan ke bagian produksi untuk diolah lanjut, kolam ini
biasanya berukuran lebar dan dangkal.
3. Kolam Pengasaman
Setelah dari kolam pendingin, limbah mengalir
ke kolam pengasaman yang berfungsi sebagai proses pra kondisi bagi limbah
sebelum masuk ke kolam anaerobik. Pada kolam ini, limbah akan dirombak
menjadi volatile fatty acid (VFA). Kolam
pengasaman pada pabrik kelapa sawit, dilampirkan pada gambar berikut.
Gambar 2.
Acidifaction Pond pada PT Perkebunan Mitra Ogan
Gambar 2 merupakan kolam pengasaman dimana
limbah yang segar mengandung senyawa organik yang mudah dihidrolisa dan
menghasilkan senyawa asam. Supaya senyawa asam yag terkandung didalam limbah
tidak mengganggu proses pengendalian limbah maka dilakukan pengasaman
(acidification). Dalam kolam ini pH limbah umumnya berkisar 3 – 4, dan kemudian
pH nya naik setelah asam – asam organik terurai kembali oleh proses hidrolisa
yang berlanjut.
4. Kolam Resirkulasi
Resirkulasi dilakukan dengan mengalirkan cairan
dari kolam anaerobik yang terakhir ke saluran masuk kolam pengasaman yang
bertujuan untuk menaikkan pH dan membantu pendinginan.
5. Kolam Pembiakan Bakteri
Kolam pembiakan bakteri dibuat untuk membiakkan
bakteri pada awal pengoperasian pengendalian limbah. Kolam pembiakan bakteri
memiliki kondisi yang disesuaikan agar bakteri dapat tumbuh dengan baik.
Kondisi yang optimum untuk kolam ini adalah pH 7.0, suhu 30 – 40 oC untuk
bakteri mesophyl, kedalaman kolam 5-6 m dan ukuran kolam diupayakan dapat
menampung air limbah 2 hari olah atau setara 400 m3 untuk pabrik kelapa sawit
(PKS) kapasitas 30 tonTBS/jam.
6. Kolam Anaerobik
Limbah dari kolam pengasaman akan mengalir ke
kolam anaerobik primer. BOD limbah setelah keluar dari kolam anaerobik sekunder
maksimal ialah 3000 mg/l dengan pH minimal 6,0. Kolam anaerobik dapat dilihat
pada gambar 3 berikut:
Gambar 3. Anaerob Pond pada PT Perkebunan Mitra
Ogan
Pada Gambar 3 diatas, pH dari kolam pengasaman
masih sangat rendah, maka limbah harus dinetralkan dengan cara mencampurkannya
dengan limbah keluaran (pipa outlet) dari kolam anaerobik. Bersamaan dengan
ini, bakteri anaerobik yang aktif akan membentuk asam organik dan CO2.
Selanjutnya bakteri metana (Methanogenic Bacteria) akan merubah asam organik
menjadi methane dan CO2. BOD limbah pada kolam anaerobik primer masih cukup
tinggi, maka limbah harus diproses lebih lanjut pada kolam anaerobik sekunder,
dimana kolam ini dapat dikatakan beroperasi dengan baik apabila nilai parameter
utamanya berada pada tetapan sebagai berikut:
pH 6 -
8
Volatile
fatty acid(VFA) < 300 mg/l
Alkalinitas < 2000 mg/l
7. Kolam Fakultatif
Kolam ini adalah kolam peralihan dari kolam
anaerobik menjadi aerobik atau dapat disebut proses penon-aktifan bakteri
anaerob dan pra kondisi dari proses aerobic. Karakteristik limbah pada kolam
fakultatif yaitu pH 7,6 – 7,8. Biological Oxygen Demand (BOD) 600-800ppm,
Chemical Oxygen Demand (COD)1250-1750 ppm. Aktivitas ini dapat diketahui dengan
indikasi pada permukaan kolam yang tidak dijumpai scum dan cairan tampak
kehijau -hijauan. Proses fakultatif ini dilakukan di dalam kolam sedimentasi
yang terlihat pada gambar berikut.
Gambar 4.
Sedimentation Pond pada PT Perkebunan Mitra Ogan
Gambar 4 merupakan kolam peralihan dari kolam
anaerobik menjadi aerobik atau dapat disebut proses penon-aktifan bakteri
anaerob dan pra kondisi dari proses aerobic. Karakteristik limbah pada kolam
fakultatif yaitu pH 7,6 – 7,8. BOD 600-800ppm, COD 1250-1750 ppm. Aktivitas ini
dapat diketahui dengan indikasi pada permukaan kolam yang tidak dijumpai scum
dan cairan tampak kehijau-hijauan.
8. Kolam Aerasi
Kolam aerasi dibuat untuk pemberian oksigen
yang dilakukan secara difusi dengan tujuan agar dapat berlangsung reaksi
oksidasi dengan baik. Kolam ini dibuat dengan kedalaman 3m dan ditempatkan
alat yang dapat meningkatkan jumlah
oksigen terlarut dalam air serta dilengkapi dengan dua uni talat aerator.
9. Kolam Aerobik
Proses yang terjadi pada kolam anaerobik adalah
proses aerobic. Pada kolam ini, telah tumbuh ganging dan mikroba heterotrof
yang berbentuk flocs. Proses ini merupakan langkah penyediaan oksigen yang
dibutuhkan oleh mikroba dalam kolam.
Gambar 5. Anaerob Pond (sirk) pada PT
Perkebunan Mitra Ogan
Gambar 5 menunjukkan bahwa kolam Anaerob ini
berfungsi untuk menurunkan BOD, dan COD serta minyak dan lemak dari limbah
pabrik sawit. Ciri utama kolam anaerobik adalah permukaan kolam tertutup oleh
jenis khamir sehingga ketersedian oksigen dan cahaya matahari sangat rendah di
dalam kolam yang mengefektifkan kinerja bakteri anerob dalam mengurai limbah
10. Land Application
Kolam ini merupakan tempat pembuangan terakhir
limbah, dimana Proses yang terjadi pada kolam ini adalah proses penon-aktifan
bakteri anaerobic dan prakondisi proses aerobic. Aktivitas ini dapat diketahui
dengan indikasi pada permukaan kolam tidak dijumpai scum dan cairan tampak
kehijau-hijauan Dari seluruh rangkaian proses tersebut, masa tinggal limbah
selama proses berlangsung mulai dari kolam pendinginan hingga air dibuang ke
badan penerima membutuhkan masa waktu tinggal selama kurang lebih 120 – 150
hari.