Penggolongan Limbah Pabrik Kelapa Sawit
Menurut Naibaho (1998) Limbah padat
yang dihasilkan pabrik pengolah kelapa sawit ialah:
1. tandan kosong,
2. serat dan
3. tempurung (batok kelapa).
Limbah cair yang dihasilkan pabrik pengolah kelapa sawit ialah
1. Dari air kondensat
2. Dari air cucian pabrik,
Jumlah air buangan
yang menjadi limbah tergantung
pada sistem pengolahan buah kelapa sawit, kapasitas olah
dan keadaan peralatan klarifikasi. Air buangan
dari separator yang terdiri atas sludge dan kotoran dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Jumlah
air pengencer yang digunakan pada vibrating screen atau pada screw press.
2. Sistem dan instalasi yang
digunakan dalam stasiun klarifikasi yaitu klarifikasi yang menggunakan
decanter menghasilkan air
limbah
yang kecil.
3. Efisiensi pemisahan minyak dari air
limbah yang rendah akan dapat mempengaruhi karakteristik limbah cair yang
dihasilkan (Hasanah, 2011).
Palm Oil
Mill Effluent (POME)
Limbah cair pabrik kelapa sawit yang
juga
dikenal dengan Palm Oil Mill
Effluent (POME)
merupakan hasil sampingan dari pengolahan tandan buah segar
(TBS) kelapa sawit menjadi yang
minyak
sawit kasar. POME adalah air limbah industri minyak kelapa sawit yang
merupakan salah satu limbah agroindustri yang
menyebabkan polusi terbesar. Menurut Zahara (2014).
Limbah POME
didapatkan dari tiga sumber yaitu:
1. Dari air
kondensat.
2. Dari proses sterilisasi, sludge
dan kotoran.
3. serta air
cucian hidrosiklon.
Dalam
industri minyak
kelapa sawit, cairan keluaran umumnya dihasilkan dari proses sterilisasi dan klarifikasi yang dalam jumlah besar berasal dari steam dan air panas yang
digunakan.
Produksi minyak kelapa sawit membutuhkan air dalam jumlah besar. Satu
ton minyak kelapa sawit menghasilkan 2,5 ton limbah cair, yaitu berupa limbah organik berasal dari input air pada proses separasi, klarifikasi dan sterilisasi.
Limbah cair dari industri minyak kelapa sawit umumnya memiliki
suhu yang tinggi kisaran 70 – 80
oC, berwarna coklat pekat, mengandung padatan terlarut
yang tersuspensi berupa
koloid dan residu minyak. Inilah yang mengakibatkan limbah cair kelapa
sawit memiliki nilai
Biological Oxygen Demand (BOD) dan
Chemical Oxygen Demand (COD) yang cenderung tinggi.
Jika limbah cair kelapa sawit ini langsung dibuang ke perairan, maka
dapat
mencemari lingkungan karena
dapat menimbulkan kekeruhan dan akan
menghasilkan bau sangat tajam menyengat yang
dapat merusak ekosistem perairan
yang teraliri limbah.
Hal
ini dikarena proses penguraiannya limbah cair kelapa sawit yang lama dan cenderung akan mengkonsumsi oksigen terlarut dalam jumlah yan banyak. Sebelum
limbah cair ini dibuang ke lingkungan terlebih dahulu diberi perlakuan khusus tentang
penanganan limbah sehingga dapat diolah agar sesuai dengan baku mutu limbah yang telah ditetapkan
oleh badan lingkungan hidup.
Karakteristik POME
dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel
1. Karakteristik
POME Tanpa Perlakuan
Parameter
|
Satuan
|
Konsentrasi
|
pH
|
-
|
4,7
|
Temperatur
|
oC
|
80-90
|
BOD 3 hari, 300C
|
mg/L
|
25.000
|
COD
|
mg/L
|
50.000
|
Total Solid
|
mg/L
|
40.500
|
Suspended
Solids
|
mg/L
|
18.000
|
Total Volatile Solids
|
mg/L
|
34.000
|
Amonical-Nitrogen
|
mg/L
|
35
|
Total Nitrogen
|
mg/L
|
750
|
Phosporus
|
mg/L
|
18
|
Potassium
|
mg/L
|
2.270
|
Magnesium
|
mg/L
|
615
|
Kalsium
|
mg/L
|
439
|
Boron
|
mg/L
|
7,6
|
Iron
|
mg/L
|
46,5
|
Manganese
|
mg/L
|
2,0
|
Zinc
|
mg/L
|
2,3
|
Sumber :
Lang, 2007
|
Tabel 1 merupakan tabel karakteristik air limbah cair kelapa sawit yang belum diolah (tanpa perlakuan). Tabel 1 digunakan untuk melihat karakteristik dari POME sebelum mengalami perlakuan. Jika air limbah industri minyak kelapa sawit ini dibuang secara langsung ke lingkungan akan menyebabkan pencemaran lingkungan karena nilai COD yang terkandung dalam limbah POME melebihi standar yang diizinkan oleh pemerintah yaitu maksimal 500 mg/liter untuk COD dan maksimal 250 mg/liter untu BOD berdasarkan atasan Keputusan Menteri LH No. Kep.51/MENLH/10/1995.
Pengolahan tandan buah segar menghasilkan dua bentuk limbah cair, yaitu air kondensat dan effluent. Air kondensat biasa digunakan sebagai umpan boiler
untuk mengoperasikan mesin pengolahan kelapa
sawit.
Effluent yang mengandung
banyak unsur hara dapat dimanfaatkan sebagai
bahan
pengganti pupuk anorganik. Limbah cair pabrik kelapa sawit dihasilkan dari tiga tahapan proses, yaitu :
1.
Proses sterilisasi (pengukusan), untuk mempermudah perontokan buah
dari tandannya, mengurangi kadar
air
dan untuk menginaktivasi enzim
lipase dan oksidase.
2.
Proses ekstraksi minyak untuk memisahkan minyak daging buah dari
bagian lainnya.
3.
Proses
pemurnian (klarifikasi)
untuk membersihkan minyak
dari
kotoran
lain.
sekian penjelasan yang bisa saya tulis semoga bermanfaat untuk para pembaca. jangan lupa jika berkenan tinggalkan kritik dan sara untuk web agar lebih bisa menjadi bahan bacaan yang bagus untuk semua.