Cara Budidaya Kaelan di Pekarangan Rumah



Cara Menanam Kaelan –  dalam sebutan naman latin yaitu Brasssica oleracea L. var. alboglabra termasuk sayuran yang masuk ke dalam famili Brassicaceae. Tanaman kaelan ini merupakan salah satu jenis sayuran daun yang dapat tumbuh di pegunungan  maupun di dataran rendah. Karena pemeliharaannya mudah, tanaman kaelan banyak ditanam sebagai tanaman pekarangan untuk di konsumsi oleh keluarga sendiri.


PERSYARATAN TUMBUH

Tanaman kaelan dapat beradaptasi pada hampir semua jenis tanah, baik pada tanah mineral yang bertekstur ringan/sarang sampai pada tanah-tanah bertekstur liat berat dan juga pada tanah organik seperti tanah gambut. pH tanah yang baik untuk tanaman kaelan adalah 6 – 6,5. Temperatur baik untuk pertumbuhan kaelan adalah 15 – 20 oC.

BUDIDAYA TANAMAN

 1.  Persemaian/ Pembibitan

Sebelum benih kaelan disebar, direndam dalam air hangat terlrbih dahulu selama satu malam, atau direndam menggunakan larutan Previcur N dengan konsentrasi 0,1% selama ± 2 jam, kemudian dikering dengan cara dianginkan. Ketika dilakukan perendaman, benih yang mengapung di atas permukaan dipisahkan dan dibuang. Benih yang ditanam adalah yang tenggelam, kemudian dipisahkan dan dikering dengan cara dianginkan. Selanjutnya benih disebar secara merata pada bedengan persemaian yang diberi naungan. Sebelum benih kaelan disebar di atas bedengan, bedengan terlebih dahulurf dihamparkan media semai setebal ± 7 cm dan telah disiram. Media semai dibuat dari pupuk kandang dan tanah yang telah dihaluskan dengan perbandingan 1:1. Benih yang telah disebar ditutup kembali dengan media semai, kemudian ditutupi kain goni atau daun pisang selama 2– 3 hari. Setelah berumur 7–8 hari setelah semai, bibit kaelan dipindahkan ke bumbunan yang terbuat dari daun pisang. Bibit siap tanam di kebun setelah berumur ± 12 hari setelah pembumbunan.

Baca Juga:
Cara Mengatasi Penyakit Kaelan

2.  Persiapan Lahan

Pengolahan tanah dilakukan 3–4 minggu sebelum tanam. Pengolahan tanah meliputi pencangkulan (pembajakan) tanah, pembersihan gulma dan sisa-sisa tanaman, perataan permukaan tanah, pembuatan bedengan atau guludan. Ukuran bedengan yang digunakan adalah 0,5 cm x 6 m. Tanah dicangkul sedalam 30 cm, dibersihkan dari gulma dan kemudian diratakan.

3.  Pengapuran

Pengapuran sangat dianjurkan pada lahan yang pH-nya rendah, menggunakan Kaptan/Dolomit dengan dosis 1,5 ton/ha. Pengapuran dilakukan waktu pengolahan tanah yaitu 3–4 minggu sebelum tanam.

4.  Pemupukan

Pupuk kandang kuda sebanyak 10 ton/ha, ditaburkan secara merata di atas bedengan dan diaduk dengan tanah. Pemupukan tersebut dilakukan ± 3 hari sebelum tanam. Pupuk susulan berupa pupuk Urea 130 kg/ha diberikan setelah penyiangan yaitu ± 2 minggu setelah tanam, dengan cara dibenamkan atau dicampur dengan air siraman.

5.  Penanaman

Bibit yang telah berumur 12 hari setelah pembumbunan ditanam dalam lubang tanam yang telah disediakan dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm.

6.  Pemeliharaan

Penyulaman dilakukan jika ada tanaman yang mati paling lambat 1 minggu setelah tanam. Penyiangan gulma dilakukan pada umur ± 2 minggu setelah tanam. Penyiraman tanaman perlu dilakukan apabila kaelan ditanam pada musim kemarau atau di lahan yang sulit mendapatkan air. Penyiraman dilakukan sejak awal penanaman sampai waktu panen.

7.  Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)

Untuk mencegah serangan hama dan penyakit tanaman, yang perlu diperhatikan adalah sanitasi lahan dan drainase yang baik. Pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval maupun waktu aplikasinya.

8.  Panen dan Pascapanen

Panen dilakukan pada beberapa tahap pertumbuhan, dimulai pada umur 3 minggu setelah tanam sampai tanaman mulai berbunga. Pemanenan dilakukan dengan cara pemotesan (thinning) atau pemotongan berulang (ratooning) tiap 3 mingggu. Kaelan bisa disimpan segar beberapa hari pada kondisi lembab dan dingin. Pemercikan air berulang bisa dilakukan untuk mempertahankan kesegaran.