Cara Budidaya Jagung Manis
Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman
pangan biji-bijian Dari keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang
tersebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke
Amerika. Sekitar abad ke-16 orang Portugal menyebarluaskannya ke Asia termasuk
Indonesia. Orang Belanda menamakannya mais, orang Inggris
menamakannya corn dan di Indonesia sendiri taaman ini diberinama jagung.
.
2. JENIS TANAMAN
Sistimatika tanaman jagung adalah sebagai
berikut:
Kingdom :Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub Divisio : Angiospermae (berbiji tertutup)
Classis : Monocotyledone (berkeping satu)
Ordo : Graminae (rumput-rumputan)
Familia : Graminaceae
Genus : Zea
Species : Zea mays L.
Mengonsumsi jagung
manis bisa membantu Anda dalam banyak hal yang berkaitan dengan kesehatan tubuh
dan otak. Di Indonesia jagung merupakan komoditi tanaman pangan penting, namun
tingkat produksi belum optimal. Tanaman ini juga tak hanya nikmat untuk dijadikan
camilan, namun juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Bahkan kabarnya,
jagung manis disebut sebagai salah satu makanan super karena dipenuhi oleh
nutrisi dan vitamin.
Syarat Pertumbuhan Jagung Manis
Syarat
tumbuh ubtuk tanaman hagug manis adalah sebagai berikut:
Pada
fase pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau menjelang musim kemarau karena Curah hujan ideal
sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata.
Taaman
jagung manis membutuhkan sinar matahari yanng maksimak. Tanaman jagung manis
yang ternaungi pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang kurang
optimal.
Jagung
manis sangat cocok untuk ditaam pada daerah yang memiliki suhu antara 230
C – 300 C.
Jagung
tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun menghendaki tanah tanah yang
gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal.
pH
tanah yang di kehendaki oleh tanaman jagug manis adalah antara 5,6-7,5.
Aerasi
dan ketersediaan air baik. Artinya tanaman ini tidah boleh tergenang oleh air
dan tidak tahan dengan kekeringan
Daerah
dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras
dahulu untuk menghindari terkikisnnya guluda yang dibuat untuk pertumbuhan.
Ketinggian
lahan yang maksimum antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 0-600
m dpl
Syarat benih
Benih
sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih hibryda).
Daya
tumbuh benih lebih dari 90%.
Kebutuhan
benih + 20-30 kg/ha.
Sebelum
benih ditanam,
sebaiknya direndam dalam ZPT untuk mempercepat berkecambah.
Pengolahan Lahan
Sisa
tanaman sebelumnya dibersihkan dari lahan. Sisa tanaman yang cukup banyak
dibakar atau disingkirkan, abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian diolah mengguakan
cangkul atau diolah dengan bajak. Kedalaman olah tanah yang bak berkisar anata
20-30 cm, kemudian diratakan. Setiap 3 m dibuat saluran drainase sepanjang
barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm, kedalaman 20 cm. Saluran ini dibuat
terutama pada tanah yang memiliki drainase kurang baik. Di daerah yang pH
kurang dari 5, lahan di lakukan pengapuran dengan dosis dosis 300 kg/ha 1 bulan
sebelum tanam. Sebelum tanam, sebaiknya lahan disebar pupuk kandang matang
untuk untuk menambah unsur hara alami pada tanah.
Pemupukan
Walupun penyebaran pupuk
kandang sudah dilakukan, kakan tetapi dapat dlakukan pemupukan dengan pupuk
kimia yang ada dibasaran hal ini untuk menambah unsurhara makro yang terkandung
didalam tanah. Berkut merupakan dosis yang bisa digunakan untuk tanaman jagung
Dosis Pupuk Makro
(per ha)
|
|||||
Urea (kg)
|
TSP (kg)
|
KCl (kg)
|
|||
Perendaman benih
|
–
|
–
|
|||
Pupuk dasar
|
120
|
80
|
100
|
||
2 minggu
|
–
|
–
|
|||
Susulan I (4
minggu)
|
115
|
–
|
75
|
||
4 minggu
|
–
|
–
|
|||
Susulan II ( 6 minggu)
|
115
|
–
|
|||
Teknik
Penanaman
- Penentuan
Pola Tanaman
Beberapa pola tanam
yang biasa diterapkan :
o Tumpang sari ( intercropping )
o Tumpang gilir ( Multiple Cropping )
o Tanaman Bersisipan ( Relay Cropping )
o Tanaman Campuran ( Mixed Cropping )
o
- Lubang Tanam dan Cara Tanam
Pembuatan lubang
tanam pada jagungnengan cara ditugal kedalaman 3-5 cm, dan tiap lubang hanya
diisi satu tau dua butir benih. Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur
panennya, semakin panjang umurnya jarak tanam semakin lebar. Jagung berumur
panen lebih 100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya 40×100 cm (2 tanaman
/lubang). Jagung berumur panen 80-100 hari, jarak tanamnya 25×75 cm (1
tanaman/lubang).
Pengelolaan Tanaman Jagung Manis
- Penjarangan
dan Penyulaman
Tanaman yang
tumbuhnya tidak baik disarankan untuk dipotong dengan pisau atau gunting tajam
tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh
dilakukan karena akan merusak akar tanaman lain yang pertumbuhannya baik..
Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati atau tumbuh abnormal.
Kegiatan ini seabiknua dilakukan ketika 7-10 hari sesudah tanam (hst). Jumlah
dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman.
- Penyiangan
Penyiangan
dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda dapat
dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan jangan sampai
mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat
mencengkeram tanah maka dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.
- Pembumbunan
Pembumbunan
dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang agar
tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan
tanah karena adanya aerasi. Dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan
dengan waktu pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman gakuk
dengan meggunakan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara
ini akan terbentuk guludan yang memanjang.
- Pengairan
dan Penyiraman
Setelah benih
ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab,
tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga,
air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit
di antara bumbunan tanaman jagung.
Panen dan Pasca
Panen Jagung Manis
- Ciri dan
Umur Panen
Umur panen + 86-96
hari setelah tanam. Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum
bijinya terisi penuh (diameter tongkol 1-2 cm), jagung rebus/bakar, dipanen
ketika matang susu dan jagung untuk beras jagung, pakan ternak, benih, tepung
dll dipanen jika sudah matang fisiologis.
- Cara Panen
Putar tongkol
berikut kelobotnya/patahkan tangkai buah jagung.
- Pengupasan
Dikupas saat masih
menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai, agar kadar air dalam
tongkol dapat diturunkan sehingga cendawan tidak tumbuh.
- Pengeringan
Pengeringan jagung
dengan sinar matahari (+7-8 hari) hingga kadar air + 9% -11 % atau dengan mesin
pengering.
- Pemipilan
Setelah kering
dipipil dengan tangan atau alat pemipil jagung.
- Penyortiran
dan Penggolongan
Biji-biji jagung
dipisahkan dari kotoran atau apa saja yang tidak dikehendaki (sisa-sisa
tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, dll). Penyortiran untuk
menghindari serangan jamur, hama selama dalam penyimpanan dan menaikkan
kualitas panenan.
Hama dan Penyakit
Tanaman Jagung Manis
- Hama
o Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)
Gejala:
daun berubah warna menjadi kekuningan, bagian yang terserang mengalami
pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil
atau mati. Penyebab: lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna
punggung kuning kehijauan bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur
putih mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm. Pengendalian:
(1)
penanaman serentak dan penerapan pergiliran tanaman.
(2)
tanaman yang terserang segera dicabut dan dimusnahkan.
(3)
Sanitasi kebun.
(4)
semprot dengan pestisida
Ulat Pemotong
Gejala: tanaman
terpotong beberapa cm diatas permukaan tanah, ditandai dengan bekas gigitan
pada batangnya, akibatnya tanaman yang masih muda roboh. Penyebab: beberapa
jenis ulat pemotong: Agrotis ipsilon; Spodoptera litura, penggerek batang
jagung (Ostrinia furnacalis), dan penggerek buah jagung (Helicoverpa armigera).
Pengendalian: (1) Tanam serentak atau pergiliran tanaman; (2) cari dan bunuh
ulat-ulat tersebut (biasanya terdapat di dalam tanah); (3) Semprot PESTONA,
VITURA atau VIREXI.
- Penyakit
o Penyakit bulai (Downy mildew)
Penyebab: cendawan
Peronosclerospora maydis dan P. javanica serta P. philippinensis, merajalela
pada suhu udara 270 C ke atas serta keadaan udara lembab. Gejala:
1. umur 2-3 minggu
daun runcing, kecil, kaku, pertumbuhan batang terhambat, warna menguning, sisi
bawah daun terdapat lapisan spora cendawan warna putih;
2. umur 3-5 minggu
mengalami gangguan pertumbuhan, daun berubah warna dari bagian pangkal daun,
tongkol berubah bentuk dan isi;
3. pada tanaman
dewasa, terdapat garis-garis kecoklatan pada daun tua.
Pengendalian:
1.
penanaman menjelang
atau awal musim penghujan;
2.
pola tanam dan pola
pergiliran tanaman, penanaman varietas tahan;
3.
cabut tanaman
terserang dan musnahkan;
4.
Preventif diawal
tanam dengan pestisida.
o Penyakit bercak daun (Leaf bligh)
Penyebab:
cendawan Helminthosporium turcicum. Gejala: pada daun tampak bercak memanjang
dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna coklat, bercak berkembang dan
meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun, semula bercak tampak basah,
kemudian berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan, kemudian berubah
menjadi coklat tua. Akhirnya seluruh permukaan daun berwarna coklat.
Pengendalian:
1.
pergiliran tanaman.
2.
mengatur kondisi
lahan tidak lembab;
3.
Prenventif diawal
dengan pestisida
o Penyakit karat
(Rust)
Penyebab:
cendawan Puccinia sorghi Schw dan P.polypora Underw. Gejala: pada tanaman
dewasa, daun tua terdapat titik-titik noda berwarna merah kecoklatan seperti karat
serta terdapat serbuk berwarna kuning kecoklatan, serbuk cendawan ini
berkembang dan memanjang. Pengendalian:
1.
mengatur
kelembaban;
2.
menanam varietas
tahan terhadap penyakit;
3.
sanitasi kebun;
o Penyakit gosong
bengkak (Corn smut/boil smut)
Penyebab:
cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago zeae (Schw) Ung, Uredo zeae Schw,
Uredo maydis DC. Gejala: masuknya cendawan ini ke dalam biji pada tongkol
sehingga terjadi pembengkakan dan mengeluarkan kelenjar (gall), pembengkakan
ini menyebabkan pembungkus rusak dan spora tersebar. Pengendalian:
1.
mengatur
kelembaban;
2.
memotong bagian
tanaman dan dibakar;
3.
benih yang akan
ditanam dicampur dengan pestisida
Penyakit busuk tongkol dan busuk biji
Penyebab: cendawan
Fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae (Schw), Gibberella
fujikuroi (Schw), Gibberella moniliforme. Gejala: dapat diketahui setelah
membuka pembungkus tongkol, biji-biji jagung berwarna merah jambu atau merah
kecoklatan kemudian berubah menjadi warna coklat sawo matang. Pengendalian:
menanam jagung varietas tahan, pergiliran tanam, mengatur jarak tanam,
perlakuan benih;
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan
menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia
yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah
hilang oleh air hujan tambahkan Perekat dengan dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
tanaman | jagung | cara budidaya | cara tanam jagung | cara menanam jagung | cra bercocok tanam jagung | manfaat jagung
tanaman | jagung | cara budidaya | cara tanam jagung | cara menanam jagung | cra bercocok tanam jagung | manfaat jagung