Perawatan Budidaya Kacang Panjang
Perawatan Budidaya Kacang Panjang - Tanaman kacang panjang
sebenarnya tetap dapat berproduksi walaupun tanpa pemeliharaan , namun hasilnya
rendah atau tidak memuaskan. Untuk memperoleh hasil atau produksi yang
memuaskan maka dalam membudidayakan kacang panjang perlu pemeliharaan yang
intensif. Kegiatan pemeliharaan tanaman ini antara lain penyiraman,
penyiangan, pemupukan, pemasangan turus, serta pengendalian hama dan penyakit.
1. Penyulaman
Penyulaman dilakukan untuk
mengganti benih yang tidak tumbuh atau mati dan mengganti tanaman yang
tumbuhnya kurang baik. Kegiatan penyulaman selambat-lambatnya dilakukan
seminggu setelah penanaman. Jika penyulaman terlambat
akan menyebabkan pertumbuhan tanaman secara keseluruhan tidak seragam sehingga
akan menyulitkan dalam pemeliharaan tanaman. Sebaiknya menyediakan tanaman
cadangan dalam polibag. Hal ini berguna jika ada tanaman yang mati dapat segera
disulam dengan tanaman cadangan yang berumur sama.
2. Penyiraman
Tanaman membutuhkan air
selama pertumbuhannya, terutama pada awal pertumbuhannya. Oleh karena itu,
ketersediaan air adalah penting diperhatikan. Apalagi bila penanaman dilakukan
pada musim kemarau maka tanaman perlu disiram secara rutin pada pagi atau sore
hari. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor. Atau dapat pula dengan
mengalirkan air pada saluran di sekitar bedengan. Penyiraman ini secukupnya
saja, sampai tanah cukup lembab, kelebihan air akan menyebabkan tanam becek dan
padat.
3. Penyiangan
Rumput-rumput liar atau
gulma di areal pertanaman harus dibersihkan atau disiangi. Penyiangan dilakukan
dua kali yaitu setelah tanaman berumur 3 dan 6 minggu sejak penanaman. Gulma
sangat merugikan tanaman karena menghambat pertumbuhan tanaman, menghisap
zat-zat makanan yang dibutuhkan tanaman, pesaing bagi tanaman dalam memperoleh
cahaya, udara dan air serta dapat menjadi tumbuhan
inang hama dan penyakit tanaman kacang panjang.
Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma atau dengan alat bantu kored,
tetapi perlu hati-hati agar tidak mengganggu akar tanaman. Biasanya pada
penyiangan juga dilakukan pendangiran yaitu tanah yang menjadi padat akibat
hujan dan penyinaran matahari harus didangir supaya menjadi gembur. Pendangiran
dilakukan jika tanah tidak basah, karena jika tanah basah maka tanah menjadi
padat. Dengan pendangiran diharapkan proses peredaran udara dan air dalam tanah
lebih baik.
4. Pemupukan
Untuk mencukupi kebutuhan zat-zat makanan maka
tanaman perlu diberi pupuk. Bentuk unsur hara yang diberikan berupa pupuk
organik dan pupuk anorganik. Pupuk anorganik yang merupakan pupuk buatan pabrik
diberikan sebagai pupuk susulan, yaitu berupa pupuk Urea, TSP, dan KCl. Dosis
pupuk Urea untuk tanaman kacang panjang adalah 100kg/ha, pupuk TSP 200kg/ha,
dan KCl 100 kg/ha. Sebagai tanaman "dwi fungsi" kacang panjang tidak
membutuhkan pupuk nitrogen yang banyak. Kelebihan pupuk nitrogen akan
merangsang pertumbuhan vegetative, sedangkan pertumbuhan generatifnya kurang
sehingga produksi polongnya sedikit.
Pupuk Urea diberikan dalam 2 tahap yaitu setengah dosis pada saat tanam dan
sisanya diberikan setelah tanaman berumur 3 minggu. Sedangkan pupuk TSP dan KCl
diberikan seluruhnya pada sat penanaman. Pemberian pupuk dengan cara membuat
lubang atau larikan, kira-kira 5-7 cm di sisi barisan benih. Setelah pupuk
ditebarkan secara merata, kemudian lubang ditutup lagi dengan tanah. Selain
melalui tanah, pupuk dapat juga diberikan melalui daun yang merupakan pupuk
majemuk yang mengandung unsur hara makro N,P,K dan unsur hara mikro seperti Fe,
Cl, Min, dan Zn. Pupuk ini ada yang berbentuk padat dan ada juga yang berbentuk
cairan. Pemberian pupuk daun dilakukan untuk menghindari larutnya unsur hara
sebelum diserap oleh akar. Penyemprotan hendaknya dilakukan pada pagi atau sore
hari ketika sinar matahari tidak terik dan dilakukan menjelang tanaman
berbunga, sekitar 4 minggu setelah tanam.
Ada beberapa macam pupuk daun antara lain Gandasil, Bayfolan, Metalik, Hyponex,
dan lain-lain. Dosis pupuk yang digunakan sebaiknya mengikuti petunjuk dalam
kemasannya.
5. Pemasangan Lenjeran (Turus)
Untuk menghasilkan produksi yang tinggi kacang
panjang perlu diberi turus atau lanjaran untuk merambatkan tanaman agar
produksi polongnya semakin banyak. Turus dapat digunakan batang kayu atau
belahan bambu yang panjangnya 150-200 cm dan lebar 2-3 cm. Pemasangan turus
dilakukan pada setiap tanaman setelah berumur 2 minggu atau mencapai tinggi
kira-kira 25 cm. Beberapa macam bentuk turus tanaman kacang panjang serta cara
pembuatannya, yaitu:
a. Bentuk
A atau segi tiga. Siapkan 2 bilah bambu sebagai turus yang panjangnya 150-200
cm. Kedua turus tersebut ditancapkan dengan jarak 10 cm dari batang tanaman.
Posisinya miring sehingga saling bersilangan. Kedua turus tersebut diikat
sekitar 25 cm di bawah ujung turus. Antara silangan bambu yang satu dengan yang
lain dihubungkan dengan bambu atau tali plastik.
b. Bentuk
pagar. Bilah bambu ditancapkan tegak lurus di samping tiap tanaman. Antar turus
lalu dihubungkan dengan tali atau bambu sehingga membentuk pagar.
c. Bentuk
piramid segi tiga. Siapkan belahan bambu, lalu ditancapkan 10 cm di sisi
tanaman dengan posisi miring ke dalam. Setiap tiga turus diikat menjadi satu.
d. Bentuk
pyramid segi empat. Sebilah bambu ditancapkan dengan posisi miring di setiap
sisi tanaman sehingga saling bertemu dengan bambu sisi yang lain. Setiap 4
turus yang berhadapan diikat menjadi satu.
6. Pemangkasan
Tujuan pemangkasan ini untuk merangsang
terbentuknya cabang baru yang produktif agar terbentuk bunga dan buah secara
maksimal. Pemangkasan dilakukan bila tanaman terlalu subur atau terlalu banyak
cabang yang kurang produktif sedangkan tanaman yang tumbuh normal tidak perlu
dilakukan pemangkasan.